TEMPO.CO , Wonosobo: Cerita tentang kisah manis calon presiden Suriname, Raymond Sapoen, tak bisa dilepaskan dari sejarah perekrutan kuli kontrak pada zaman Belanda dulu. Ribuan penduduk Jawa saat itu direkrut oleh Pemerintah Belanda untuk dipekerjakan di perkebunan Belanda baik di Suriname dan Kaledonia Baru.
Bagi Sosromihardjo, 115 tahun, warga Dukuh Polowono Desa Jangkrikan Kecamatan Kepil Wonosobo, kisah tentang kuli kontrak adalah kisah tentang Werk atau Werek. Mereka adalah sang perekrut tenaga kuli kontrak untuk dipekerjakan di Suriname. "Dulu Tumpi diajak Warek dan dijanjikan mendapat pekerjaan," kata Sosro, saat ditemui di rumahnya, Kamis, 12 Februari 2015.
Sosro adalah paman dari Tumpi. Sedangkan Tumpi merupakan istri dari Sapoen, pekerja kuli kontrak asal Desa Kanding Banyumas. Tumpi dan Sapoen merupakan orang tua dari Raymond Sapoen yang Mei nanti akan bertarung dalam pemilihan presiden Suriname dengan kendaraan partai Pertjaja Luhur.
Saat itu, kata Sosro, Tumpi dijanjikan akan mendapat pekerjaan di Deli Sumatera. Sempat pulang sekali, Tumpi tak pernah pulang lagi ke tanah kelahirannya. Belakangan diketahui Tumpi menjadi kuli kontrak di Suriname dan berangkat pada 1926. Saat itu Tumpi masih berumur 16 tahun.