TEMPO.CO, Pinrang - Seorang nelayan asal Kabupaten Pinrang, La Rinso, 50 tahun,menemukan serpihan yang diduga bagian dari jendela pesawat Air Asia PK-AXC QZ8501. “Saya temukan saat sedang mencari ikan,” katanya kepada Tempo, kemarin.
Serpihan itu ditemukan sekitar pukul 10.00 Wita, sekitar 50 mil dari tepi Pantai Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, kemarin. Menurut La Rinso, benda berbahan fiber itu ditemukan mengapung di laut. (Baca: Nelayan Majene Temukan Tiga Paspor Korban AirAsia)
Kepala Seksi Potensi Search and Rescue (SAR) Makassar Mustari sebelumnya mengatakan lokasi pencarian penumpang pesawat nahas itu akan diperlebar dari Parepare, Barru, hingga Bulukumba. Sebab penyisiran yang dilakukan tim SAR hingga kini belum membuahkan hasil yang maksimal.
"Penyisiran yang kami lakukan sekitar 600 mil dari pantai," ujar Mustari, Ahad lalu. “Tim SAR akan melakukan pencarian korban, selama belum menerima perintah penghentian pencarian dari Basarnas."
Mustari menjelaskan, tim pencari terdiri atas 26 orang yang menumpang dua kapal. Satu kapal ditugaskan ke arah utara, sedangkan kapal lain ke selatan. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada yang terbawa arus ke Barru atau Bulukumba lantaran arus laut di perairan Masalembo terpencar. Kapal 207 dari SAR Makassar akan menyisir ke arah selatan, sementara kapal 215 milik SAR Balikpapan yang saat ini berada di Kabupaten Mamuju akan menyisir perairan ke arah utara.
Selama dua hari melakukan penyisiran pada Sabtu dan Ahad lalu, Mustari menambahkan, tim SAR yang dipimpinnya hanya menemukan sebuah tabung pemadam api ringan ukuran 10 kilogram yang terapung di pesisir Laut Majene.
"Kemungkinan besar, para korban yang hanyut sudah terdampar di pantai," ujar Mustari. Namun hingga saat ini belum ada laporan penemuan mayat di pesisir pantai. Padahal hampir di setiap pesisir terdapat posko pencarian, dari Pantai Pinrang hingga Mamuju. (Baca: Wanita, Temuan Korban AirAsia ke-3 di Majene)
SUARDI GATTANG