TEMPO.CO, Subang -Harga pupuk urea bersubsidi produksi PT Pupuk Kujang Cikampek, di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada saat musim pemupukan ini, meroket jauh meninggalkan harga eceran tertinggi yang dipatok pemerintah. "Saya tadi beli harganya Rp 230 ribu per kwintal," ujar Acim, warga Kecamatan Dawuan, saat ditemui Tempo, di lokasi persawahannya, Jumat, 30 Januari 2015.
Engkus, petani asal Kecamatan Kasomalang juga mengaku segendang sepenarian dengan Acim. "Pokoknya membingungkan, katanya harga pupuk buat petani itu disubsidi, nyatanya tetap mahal," ujarnya. Ia mengaku membeli pupuk di kios resmi di desanya Rp 230 ribu per kwintal.
Bupati Subang, Ojang Sohandi, mengatakan, banyak menerima laporan ihkwal masih mahal dan kadang hilangnya pupuk urea di pasaran dari para petani saat dirinya melakukan blusukan ke sentra-sentra padi di daerahnya.
"Malah saya dapat laporan ada sejumlah distributor menjual pupuk bersubsidi jatah buat petani Subang ke Indramayu karena harganya lebih mahal," ujar Ojang.
Ia meminta manajemen PT Pupuk Kujang melakukan pengawasan yang lebih ketat agar pupuk bersubsidi itu benar-benar sampai di tangan petani yang berhak menerimanya dengan hargas sesuai HET. "Pemkab Subang siap membantu, kami berharap Kujang melakukan penyesuaian jadwal pengiriman pupuk ke distributor dan kios-kios resmi berdasarkan jadwal tanam," ujarnya.
Distributor pupuk urea produksi Pupuk Kujang, CV.Sena Mandiri, Evi, saat akan diminta tanggapan ihwal pernyataan Ojang, malah langsung menutup sambungan teleponnya.
Ada pun distributor lainnya Hodijah, pemilik CV. Reza Putra, pemiliknya, edang tidak ada di tempat. "Ibunya sedang keluar kota," kata Ina, karyawan CV Reza.
Menurut dia, sesuai HET, harga pupuk bersubsidi di kios-kios resmi dijual Rp 180 ribu per kuintal jika pembeli langsung mengangkutnya dari kios. "Saya menghimbau, petani membeli pupuk langsung di kios-kios yang berlabel:kios resmi Pupuk Kujang," ujar Ade. "Seraya mengimbuhkan, jangan-jangan selama ini para petani membeli pupuk di atas harga HET di kios-kios tidak resmi."