TEMPO.CO, Jakarta - Panggung dadakan dan kumpulan massa di samping Kedutaan Besar Jerman menarik perhatian warga yang sedang menikmati acara car free day atau sehari bebas kendaraan bermotor di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Ahad, 25 Januari 2015. Suara orasi terdengar dari pengeras suara yang menyatakan dukungan terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi yang sedang 'dikerjai' oleh segelintir kelompok di Bumi Pertiwi. (Baca: Ribut KPK, KontraS: Mega Jangan Kayak Lagu Dangdut)
Beberapa orang dari kumpulan massa yang kompak berbaju putih itu juga membawa tulisan 'Save KPK' yang sudah disiapkan sekitar pukul 07.00 WIB itu. Yang lainnya, ada menyampaikan pendapat tentang pemberantasan korupsi dan harapan pembersihan koruptor di Indonesia. Mereka meminta perseteruan antara dua lembaga tinggi, yaitu KPK dan Polri, yang semakin memanas harus dipadamkan. (Baca: 2 Sinyal Kasus Bambang KPK Direkayasa)
Menarik untuk Dibaca
Prabowo Tahu Jokowi Diintervensi Soal KPK, tapi...
Tedjo: KPK Tidak Kuat Bila Didukung Tidak Jelas
Orang Goblok pun Tahu, Ini Serangan Balik Polisi
KPK Vs Polri, Anas: Masak Malaikat Ditangkap?
Caranya? Mereka kembali mengharapkan ketegasan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, yang terkesan tak berdaya, dalam menangani kisruh dan bersikap netral tanpa tersandera kepentingan politik. Kebetulan atau tidak, Presiden Jokowi, bersepeda dari Istana Merdeka dan melewati kerumuman massa, yang oleh salah satu menteri dalam kabinetnya, dianggap rakyat enggak jelas oleh Menterinya. (Baca: Menteri Tedjo Sebut KPK Ingkar Janji ke Jokowi)
Masyarakat tak jelas itu, juga ada yang memakai topeng Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto. Sebagai bentuk dukungan moral dan meminta Presiden Jokowi untuk memerintahkan Badan Reserse dan Kriminal Polri mengeluarkan Surat Penghentian Penyidikan Perkara. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijanto, pada 24 Januari 2015 di Istana, mengatakan KPK didukung oleh rakyat tak jelas. (Baca: Penyidik Bareskrim Tersangkut Kasus Budi Gunawan?)