TEMPO.CO, Tasikmalaya-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, memasang alat pendeteksi pergerakan tanah atau Landslide Early Warning System, di Kampung Kelewih, Desa Pusparahayu, Kecamatan Puspahiang, Tasikmalaya. Pemasangan alat itu dilakukan agar Tasikmalaya terhindar dari bencana longsor seperti yang terjadi di Banjarnegara.
Kepala Seksi Pencegahan BPBD Kabupaten Tasikmalaya Sutaryo mengatakan, alat ini dipasang di Puspahiang karena daerah itu rawan longsor dan sudah terjadi retakan-retakan tanah. Alat yang dipasang di permukiman warga itu berfungsi mendeteksi pergerakan tanah dan curah hujan.
"Alat ini bantuan dari BNPB melalui Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," kata Sutaryo kepada wartawan, Kamis, 22 Januari 2015.
Sutaryo menjelaskan alat ini dipasang di bawah tanah dengan posisi melintang pada retakan tanah. Cara kerjanya, alat ini akan mengirim pesan atau laporan mengenai kondisi di lapangan kepada server yang ada di kantor BPNB setiap lima menit sekali. "BPBD dan ecamatan bisa mengakses datanya melalui internet," katanya.
Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi atau ada pergerakan tanah, maka BNPB dan BPBD akan langsung mengetahui. "Dipantau terus di BPBD selama 24 jam," ujarnya.
Namun alat ini tidak dilengkapi sirine yang berbunyi saat terjadi pergerakan tanah. Jika dipasangi sirine, dikhawatirkan masyarakat di lokasi pergerakan tanah resah saat sirine tanda tanah bergerak berbunyi. "Puspahiang merupakan tempat pertama pemasangan alat ini," jelas dia.
BPBD Tasikmalaya akan mengusulkan pemasangan alat ini di daerah lain karena daerah rawan pergerakan tanah bukan hanya di Puspahiang.
CANDRA NUGRAHA