TEMPO.CO, Bandung - Rancangan fungsi Bandung Command Center yang dibuat Wali Kota Ridwan Kamil terkesan canggih. Kamera pengawas sebagai bagian dari sistem tersebut disebar di berbagai titik kota. Kamera ini bisa memperingatkan petugas tentang hadirnya pedagang kaki lima di daerah terlarang, juga memantau munculnya geng motor di jalanan.
Fungsi utama pusat komando itu adalah mengawasi kerja pegawai negeri sipil dalam melayani publik, memasok data lengkap dari dinas serta badan, serta memantau kondisi kota lewat kamera pengawas. Kamera pengawas yang akan dipasang berjumlah 1.000. "Bukan untuk memata-matai masyarakat," kata Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Telematika Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Bandung Srie Dhiandini kepada Tempo di ruang kerjanya, Rabu, 21 Januari 2015.
Dengan kamera pengawas, pemerintah antara lain bisa memantau pengendara yang parkir sembarangan, mengetahui lokasi parkir liar, dan memantau perilaku warga lain yang menyimpang. "Misalnya yang vandal, lokasinya di mana, dan kemunculan geng motor," ujarnya.
Dari kamera pengawas juga bisa dideteksi kehadiran pedagang kaki lima di wilayah terlarang. Sistem akan memberi tanda peringatan kepada Satuan Polisi Pamong Praja. Kamera seharga Rp 3 juta lebih per unit itu dipasang permanen menuju satu arah. Jangkauan kamera tersebut bisa diperlebar (zoom) hingga sebelas kali.
Srie mengatakan data yang dikumpulkan sistem ini dari tiap kelurahan, kecamatan, badan, dan dinas, selain dikirim ke bank data agar bisa diakses dengan cepat oleh pimpinan, berguna untuk meningkatkan pelayanan publik. Misalnya dalam pembuatan kartu tanda penduduk atau perizinan. Laporan harian aktivitas itu bisa dipantau di Command Center. "Jadi nanti akan ketahuan pegawai yang bohong, bilang sudah beres ternyata belum," kata Srie.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebelumnya mengatakan, pada tahap pertama penerapan sistem itu, Pemerintah Kota Bandung akan berfokus pada masalah lalu lintas dan kedaruratan. Pada tahap berikutnya, ia akan mewajibkan satuan kerja pemerintah daerah mengumpulkan data di Command Center.
Manajer proyek Bandung Command Center yang berasal dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung, Aries Muldan, mengatakan, ketika terjadi kecelakaan, sistem ini bergua. Korban bisa segera mendapat pertolongan dari ambulans rumah sakit terdekat. "Dinas Perhubungan atau Traffic Management Control kepolisian bisa ikut membantu melancarkan jalan ambulans dengan pengaturan lampu lalu lintas saat jalan macet," ujarnya.
Aplikasi yang dipakai dalam sistem ini, kata Aries, juga bisa digunakan untuk menganalisis obyek yang direkam kamera pengawas. Misalnya gerobak pedagang kaki lima, mobil, sepeda motor, bahkan wajah orang. Saat ini jumlah kamera pengawas yang terpasang baru 80.
ANWAR SISWADI
Terpopuler:
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
QZ8501: Naik Cepat, Jatuh, dan Ucapan Allahu Akbar