TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpendapat penyerangan Kantor Majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis, adalah masalah kebebasan berpendapat. Melalui akun Twitternya, SBY memberikan pandangannya tentang kontroversi majalah satire tersebut.
Menurut SBY, kebebasan masih memiliki keterbatasan sebagaimana yang dia yakini dalam semangat Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Tidak hanya kekuatan, kata dia, yang dapat membuat pelakunya berperilaku korup. "Kebebasan juga dapat merusak. Kebebasan mutlak dapat benar-benar merusak," kata SBY melalui akun @SBYudhoyono, Rabu 14 Januari 2015. (Baca: Rekaman Terbaru Penembakan Charlie Hebdo Beredar)
Kendati demikian, SBY juga mengecam aksi pembununan kartunis yang dilakukan dua orang bersenjata yang menyebabkan 12 orang tewas. "Jangan salah paham, saya juga mengutuk pembunuhan kartunis. Tapi saya berpikir tentang bagaimana untuk mencegahnya di masa mendatang," kata SBY.
Selama memberikan kultwit atau kuliah twit tentang Charlie Hebdo, SBY berada di Jepang. Dia mengaku melihat saluran TV Jepang bahwa akan ada pemutaran besar karikatur Nabi Muhammad di Eropa. Oleh karena dia meminta para pemimpin mengambil sikap. "Mari kita mencegah memburuknya situasi di dunia," tulis SBY.
SBY menuturkan penyerangan Charlie Hebdo itu disebabkan oleh perbedaan pandangan dalam menilai kebebasan. "Bagi dunia Barat, karikatur Nabi Muhammad bagian dari kebebasan (freedom of speech or expression). Mutlak, tak boleh dibatasi," cuitnya. Sedangkan bagi umat Islam, "Membuat gambar Nabi Muhammad, apalagi karikatur sangat ditabukan. Ini juga berlaku bagi umat Islam sendiri." (Baca: Charlie Hebdo Edisi Cover Muhammad Laris)
Perbedaan inilah yang menjadi masalah. SBY menyarakan agar kelak semua orang bisa saling memahami dan menghormati pandangan masing-masing yang berbeda. "Membuat karikatur Nabi Muhammad bukan hanya membikin marah kaum yang ekstrim dan radikal, tetapi juga umat Islam secara keseluruhan," kata SBY menegaskan.
Namun, SBY melanjutkan, pemimpin Islam bertanggung jawab mencegah kekerasan oleh muslim. Apalagi pembunuhan, meski dilakukan terhadap oknum yang dianggap menghina Islam. Sebaliknya, pemimpin Barat juga bertanggung jawab agar kebebasan tidak digunakan untuk menista Islam. "Misalnya karikatur Nabi Muhammad," katanya.
ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler
Budi Gunawan Tersangka, Bukan Sekali Jokowi 'Nabok Nyilih Tangan'
7 Hal Terjadi Setelah Budi Gunawan Tersangka
Lima Jenderal Ini Disebut Punya Rekening Gendut