TEMPO.CO, Malang - Rencana Pemerintah Kota Malang mengoperasikan bus sekolah gratis mulai hari ini, 12 Januari 2015, batal. Wali Kota Malang Mochamad Anton memutuskan bus sekolah beroperasi setelah semua pihak bisa menerima bus itu.
Para pengemudi mikrolet sebelumnya memang memprotes rencana pengoperasian bus sekolah karena khawatir pendapatan mereka akan turun. Hari ini, saat semestinya Anton meluncurkan bus-bus itu, dia coba meyakinkan, "Bus sekolah tak akan mengurangi pendapatan mikrolet."
Bus sekolah, kata dia, tak akan mengancam pendapatan angkutan umum yang
selama ini banyak mengangkut para pelajar. Alasannya, bus sekolah menyasar para pelajar yang selama ini mengendarai kendaraan pribadi ke sekolah. Mereka bukan cuma melanggar karena belum memiliki SIM, tapi juga menyumbang kemacetan lalu lintas. (Baca: Malang Siapkan Kereta Gantung Atasi Kemacetan)
Setelah pelajar dilarang membawa kendaraan pribadi, diharapkan mereka menumpang bus sekolah. Jumlah bus juga terbatas, tak bisa mengangkut semua siswa. Jadi, jika tak terangkut bus sekolah, mereka akan menumpang angkutan umum.
Selain itu, Pemerintah Kota Malang akan memperbaiki fasilitas publik, seperti halte dan fasilitas lain. Sejumlah ruas jalan akan dibangun halte tambahan untuk para penumpang. Jika fasilitas pendukung terpenuhi dan angkutan umum berkualitas, diyakni penumpang akan semakin banyak.
Forum Kepala Sekolah di Kota Malang justru berharap bus sekolah bisa segera dioperasikan. Tujuannya untuk menghemat uang saku siswa dan bisa memaksimalkan lahan parkir untuk penunjang pendidikan.
Selama ini lahan terbatas dan difungsikan untuk lahan parkir. "Bus sekolah lebih banyak keuntungannya bagi siswa," kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala SMA Negeri Kota Malang Tri Suharno.
EKO WIDIANTO
Terpopuler
Ternyata, Budi Gunawan Dapat Rapor Merah KPK
Jonan Anulir Sanksi Maskapai, 'Siapa Yang Bodoh'
Black Box Air Asia Ternyata Kejepit Bodi Pesawat
Ahok Robohkan Ruko, Veronica: Kamu Tega !