TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, Rosnida Sari, yang mengajak belajar ke gereja di Banda Aceh menuai pro dan kontra para netizen. Banyak yang memberikan dukungan, tapi tak sedikit pula yang merisaknya.
"Programnya bagus, kok. Harusnya didukung," cuit akun @eddmaxwell, Jumat, 9 Januari 2015. (Baca: Di Australia, Dosen UIN Aceh Ikut Klub Gereja)
Pemilik akun @k2isty, Kristiyanti Lubis, juga mendukung dosen Rosnida Sari. "Yang sabar ya, Bu. Yang pasti dunia tahu kok siapa yang benar," cuitnya.
Dalam surat terbukanya yang dikutip pada laman Australiaplus.com, Rosnida menceritakan pengalamannya selama kuliah di Universitas Flinders, Australia Selatan. Ia kerap mengunjungi dan aktif dalam kegiatan gereja. Karena itu, saat kembali mengajar, ia mengajak mahasiswanya untuk mengunjungi gereja.
"Agar terjadi kesalingpahaman di antara mereka, menghilangkan prasangka yang sudah dibentuk oleh media atau saat mendengar perbincangan orang lain," ujarnya. (Baca: Ajak ke Gereja, Dosen UIN Banda Aceh Diberi Sanksi)
Pihak kampus pun berencana memberikan sanksi akademik kepada dosen studi gender tersebut. Sikap IAIN itu juga menuai kontroversi.
"Contoh lembaga yang tak paham kebebasan akademik," cuit Joe Darmawan, pemilik akun @jsp_jd. "Aneh, katanya negara yang menganut Pancasila," cuit @eknug.
Seorang blogger, Musthafa Kamal, justru menginginkan Rosnida segera dipecat. "Kalau dari segi hukum, tidak ada masalah apa-apa. Tapi, dari sisi budaya dan adat orang Aceh, apa yang dilakukan dosen sungguh tak etis. So, pecat sang dosen dari kampus," ujar Musthafa dalam blog pribadinya. (Baca: Dosen UIN Banda Aceh: Mahasiswa Antusias ke Gereja)
DEWI SUCI RAHAYU
Baca juga:
Diteror, Charlie Hebdo Akan Terbit 1 Juta Eksemplar
Penyelam Belut Air Asia Jumpa Hiu: Assalamualaikum
Curhat Penyelam Air Asia, Bovlen-Oo dan Pembuktian
Indonesia Terbitkan SUN Senilai Rp 40 Triliun