TEMPO.CO, Bangkalan - Sebanyak 13 awak kapal motor Surya Utama II yang tenggelam di perairan Pulau Masalembu, Sumenep, Jawa Timur, pada Sabtu lalu ternyata satu keluarga di Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan. (Baca: Kapal Angkut Ternak Karam, Awak Selamat)
"Jadi, mereka itu ada bapak dan anak, paman dan keponakan, bahkan ipar. Semua masih ada ikatan keluarga," Kata Kepala Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah Kabupaten Bangkalan Wahed Hidayat, Rabu malam, 7 Januari 2015.
Ikatan keluarga itu terungkap setelah BPBD Bangkalan mengantarkan 12 korban selamat ke desa mereka setelah diserahterimakan dari Badan SAR Nasional Jawa Timur pada Selasa malam, 6 Januari 2014. Satu orang lagi, Sulaeman, 60 tahun, belum ditemukan bersama hampir seribu ternak sapi dan kambing yang diangkut kapal itu.
"Keluarga yakin Sulaeman selamat karena pakai pelampung," ujar Wahed, yang juga mengatakan kepulangan para korban selamat itu disambut haru keluarga. (Baca juga: SAR Situbondo Temukan Kapal Nelayan yang Hilang)
Pada Sabtu, 3 Januari 2015, KM Surya Utama yang mengangkut 204 sapi dan 750 kambing berlayar dari Pelabuhan Jangkar, Situbondo, menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Namun, saat pelayaran sampai di sekitar Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Sabtu siang, kapal dihantam ombak setinggi 3 meter. Pompa yang macet membuat kapal banjir dan tenggelam bersama muatannya.
Para awak kapal memutuskan melompat ke laut dengan memakai baju pelampung. Selama tiga hari, mereka terapung diombang-ambingkan ombak sebelum akhirnya diselamatkan kapal kargo berbendera Panama dan KM Labobar milik Pelni yang sedang melintas pada Senin malam. Dari 13 awak kapal itu, hanya Sulaeman yang tidak ditemukan saat ditolong.
MUSTHOFA BISRI
Terpopuler
Ekor Air Asia Ditemukan, Penyelam Kehabisan Oksigen
Sindir ISIS, 11 Pekerja Majalah Tewas Ditembak
Menteri Jonan: Kenapa Saya Harus Tunduk Singapura?
Yogyakarta Bicara Hotel dan Kampung di Belakangnya