TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Luar Negeri Indonesia tidak melihat peringatan perjalanan dari Australia (travel advice) sebagai sebuah ancaman yang mengkhawatirkan. “Perubahan travel advice Australia tidak mengubah status keamanan Indonesia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Christiawan Nasir kepada Tempo, Selasa, 6 Januari 2015. (Baca: Australia Ingatkan Warganya di Indonesia )
“Suatu hal yang regular dilakukan oleh Australia bagi warganya di seluruh dunia,” tambah dia. “Australia menyampaikan informasi yg mereka terima dari Kedubes AS. Pihak keamanan nasional akan terus menjaga keamanan termasuk perwakilan asing.”
Pemerintah federal Australia mengeluarkan travel advice untuk mengingatkan warganya agar meningkatkan kewaspadaan hingga tingkat paling tinggi jika bepergian ke Indonesia, termasuk Bali. Sebelumnya, peringatan yang serupa dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat kepada warganya, terutama hotel-hotel dan bank-bank terkait AS di Surabaya.
Saran perjalanan atau travel advice tersebut diposting di situs resmi Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), Senin, 5 Januari 2014. " Kami terus menerima informasi yang mengindikasikan teroris merencanakan serangan d Indonesia, yang bisa terjadi kapan saja," demikian pernyataan DFAT di situs resmi smartraveller.gov.au.
Warga Australia juga diberitahu bahwa ada kemungkinan pejabat imigrasi Indonesia akan menolak masuk siapa saja yang memiliki catatan kriminal.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan Australia memonitor situasi dengan sangat seksama. "Kami bekerja dengan sangat erat dengan badan keamanan, intelijen dan penegak hukum Indonesia," kata Bishop di Perth, seperti dilansir media-media Australia, Senin, 5 Januari 2015.
"Kita telah melihat insiden-insiden di masa lalu dimana warga Australia terbunuh, kita ingat dua pengeboman di Bali dimana warga Australia tewas. Jadi ancaman aktivitas teroris dimana saja di dunia masih ada."
Juru bicara Kedutaan Besar Australia di Jakarta memastikan travel advice itu berlaku secara spesifik untuk Surabaya.
Warga Australia kerap menjadi korban serangan terorisme di Indonesia. Dalam ledakan Bom Bali I pada Oktober 2002, dari 202 korban meninggal dunia, 88 di antaranya warga Australia. Pada 9 September 2004, sebuah bom dalam mobil boks meledak di depan Kedutaan Besar Australia, Jakarta menewaskan sedikitnya sembilan orang.
NATALIA SANTI
Terpopuler
Ini Alasan Johan Mundur sebagai Juru Bicara KPK
Jokowi Diingatkan Tolak Budi Gunawan untuk Kapolri
Jonan Selidiki Pejabat 'Penjual' Izin Air Asia
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok
Riset BMKG: Air Asia Jatuh karena Mesin Beku