TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribu mengatakan pihaknya akan membantu pengobatan korban penganiayaan polisi, Kuswanto. Menurut Edwin, pekan ini, timnya yang terdiri atas tiga orang akan mendatangi rumah Kuswanto di Kudus pada Rabu, 7 Januari mendatang.
"Belum dipastikan di mana pengobatannya, apa cukup di Kudus atau di Jakarta," ujar Edwin saat dihubungi, Senin, 5 Januari 2015.
Sebelum diobati, LPSK akan memeriksakan kondisi Kuswanto di rumah sakit Kudus. LPSK juga akan meminta pendapat ahli soal penanganan yang tepat untuk luka bakar di leher Kuswanto. Pada pemeriksaan yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, beberapa waktu lalu, dokter menyarankan operasi. (Baca: Kuswanto yang Disiksa Polisi Bisa Dapat Bantuan)
Kuswanto diduga menjadi korban salah tangkap polisi di Kudus. Kuswanto dipaksa mengaku sebagai pelaku perampokan toko penjual es krim Walls. Namun Kuswanto tak mengakuinya karena ia berada di luar kota saat kejadian. Sebanyak 13 polisi pun memasukkan Kuswanto ke dalam mobil Xenia dengan kasar.
Beberapa polisi kemudian memukulinya. Saat mobil berada di jalan lingkar dekat PT Pura Barutama, Kudus, kedua mata Kuswanto dilakban dan kedua tangannya diborgol. Kuswanto kemudian dibawa ke lapangan tempat uji surat izin mengemudi (SIM) yang lokasinya bersebelahan dengan Universitas Muria Kudus.
"Begitu sampai, saya disuruh turun dan dipukuli beramai-ramai. Saya jatuh, lalu seorang polisi meminta saya mengaku atau dibakar. Saya tetap tidak mengaku, kemudian bensin disiram ke tubuh saya. Saya tetap tidak mengaku, lalu korek api dinyalakan ke baju saya. Saya teriak kesakitan dan berguling-guling di tanah. Saya tidak mau mati," tutur Kuswanto. (Baca: Dituduh Rampok, Pria Ini Disiksa 13 Polisi)
Menurut Kuswanto, setelah disiksa dengan dada dan leher melepuh, dia dibawa ke kantor Polres Kudus. Polisi yang membakar Kuswanto penasaran karena dirinya masih bertahan tidak mengakui perbuatannya. Polisi itu kemudian menyiram cairan ke lehernya hingga Kuswanto berteriak kesakitan. Ia kemudian dibawa ke rumah sakit untuk berobat dan selama sebulan dibiarkan tanpa perawatan. (Baca: Kapolres Kudus Minta Maaf ke Kuswanto)
DEWI SUCI RAHAYU
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Adian Napitupulu: Wiranto Danai 'Di Balik 98'?
Apa Kata Gerrard Setelah Jadi Pahlawan Liverpool?
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok