TEMPO.CO, Jakarta - Bos Air Asia, Tony Fernandes, mengkritik kepala berita (headline) salah satu media Malaysia yang menulis insiden gagal terbang pesawat AirAsia QZ7633 rute Surabaya-Bandung di Bandara Juanda, Surabaya, Sabtu, 3 Januari 2015. “Headline media Malaysia itu sangat ngawur,” kata Tony seperti dikutip dari Malaysia Insider, Senin, 5 Januari 2015. (Baca: 3 Korban Air Asia Teridentifikasi, Total 9 Jasad)
Menurut Tony, yang dialami pesawat AirAsia QZ7633 bukan karena kegagalan pada mesin Auxiliary Power Unit (APU). APU adalah alat yang berada di bagian belakang pesawat yang berfungsi memastikan adanya daya bagi sistem elektrik dan pneumatic saat pesawat berada di darat dan sebelum mesin utama menyala.
Meski membantah headline tersebut, Tony tidak memberikan keterangan lebih rinci atas insiden pesawat AirAsia QZ7633 itu. “Faktanya akan muncul. Saat ini kami akan berfokus dulu pada keluarga dan pencarian AirAsia QZ8501. Waktu akan menjawab semuanya,” kata Tony. (Baca: Tragedi Air Asia, 41 Korban Jemaat dari Satu Gereja)
Sebelumnya, sejumlah media Malaysia dan Indonesia melaporkan insiden gagal terbang yang dialami oleh AirAsia QZ7633 di Bandara Juanda, Sabtu lalu. Mesin mati setelah pesawat QZ7633 melaju 2-3 meter untuk lepas landas. Insiden ini terjadi seminggu setelah pesawat QZ8501 putus komunikasi dengan menara kontrol lalu lintas udara sejak Ahad, 28 Desember 2014.
Dalam keterangan resminya, Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko mengakui QZ7633 harus kembali ke apron karena masalah teknis. Menurut Sunu, pesawat jenis Airbus A320-200 yang mengangkut 161 penumpang itu mengalami auto shutdown pada APU sesaat sebelum lepas landas. Pilot membawa pesawat kembali ke apron untuk pemeriksaan lanjutan demi keamanan penumpang. (Baca: Ribut Air Asia, Jonan Panggil Dua Pejabat Ini)
MALAYSIA INSIDER | IRA GUSLINA
Baca berita lainnya:
Surat Cinta Menteri Jonan untuk Para Pilot
Risma Tak Percaya Peringatan Dini Amerika Serikat
Kaya Raya, Lima Pesohor Bangkrut dalam Semalam
Turis Jepang Diperkosa Lima Pemuda India
'Jauhi Hotel dan Bank Terkait Amerika di Surabaya'