TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat menyiapkan lemari pendingin untuk menjaga jenazah tetap awet. Lemari pendingin tersebut akan datang sore ini.
"Kami dibantu oleh Pelindo Kumai menyiapkan lemari pendingin berukuran 20 kaki, kira-kira bisa diisi 6 jenazah," ujar Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar ketika dihubungi, Sabtu, 3 Januari 2015.
Lemari pendingin akan diletakkan di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin. Selain itu, Ia menyiapkan lahan seluas 500 meter persegi untuk melakukan identifikasi awal karena ruangan yang digunakan sebelumnya sempit. "Akan dibangun tenda full AC, dilengkapi meja kerja ukuran 1 x 2 meter sebanyak 7 buah dan saluran pembuangan limbah," katanya.
Direktur Eksekutif Disaster Victims Identification Komisaris Besar Anton Castiliani mengakui kondisi jenazah yang baru datang sudah hampir rusak. Sebabnya, mereka terlalu lama terendam dalam air. Apabila rusak akan menyulitkan tim Surabaya menemukan tanda-tanda penyebab kematian.
Anton mengatakan sempat ada rencana untuk memindahkan tim DVI Surabaya yang fasilitasnya lebih mumpuni ke Pangkalan Bun sehingga dapat langsung melakukan identifikasi lanjutan, seperti melakukan postmortem. Namun, rencana tersebut urung dilaksanakan dengan pertimbangan efektivitas.
Akhirnya, untuk mengawetkan jenazah, Pemkab memutuskan mendatangkan lemari pendingin sehingga jika penundaan pengiriman terjadi, jenazah tidak semakin rusak.
Hingga pagi tadi, 30 jenazah sudah dikirimkan ke Surabaya. Sebanyak 17 di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan 13 perempuan.
TIKA PRIMANDARI
Berita Terpopuler:
Geger, Menteri Jonan Damprat Direktur Air Asia
Air Asia QZ8501, Surat BMKG Ini Picu Jonan Marah
Korban Air Asia QZ8501 Ditemukan Duduk di Kursi