TEMPO.CO, Jakarta - Kru pesawat P-3 C Orion KN-01 milik Korea Selatan menemukan enam korban AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, hari ini, Jumat, 2 Januari 2015. Tiga jasad korban ditemukan dalam posisi duduk di kursi pada satu baris di koordinat 03.52.34.S dan 110.29.50.E pada pukul 11.58 WIB. (Baca: Cari Bodi Ai rAsia, 3 Kapal Bekerja Non-Stop)
"Setiap penemuan korban segera disampaikan lewat radio dan melempar suar penanda posisi setiap korban untuk dievakuasi oleh KRI 357 Bung Tomo," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto dalam keterangan yang diterima Tempo, Jumat, 2 Januari 2015. (Baca: 6 Korban Air Asia Ditemukan Pesawat Canggih Korea)
Operasi pencarian tim intai maritim milik Korea Selatan ini dimulai pukul 08.50 WIB. Pesawat lepas landas dari Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma, Jakarta, lalu mengarungi Selat Karimata di ketinggian 100 meter dari permukaan laut. Setelah menyisir area pencarian selama lebih dari dua jam, mereka berhasil menemukan tiga jenazah duduk di kursi dalam satu baris. (Baca: Korban Air Asia Dijemput Kapal Tunda SKK Migas)
Kemudian, kru menemukan tiga jasad lainnya berturut-turut pukul 12.00, 12.31, dan 12.48 WIB. Satu jasad ditemukan dalam kondisi telentang. Setelah ditandai dengan suar, kru KRI 357 Bung Tomo mengirimkan kapal sekoci untuk mengambil korban di lautan. Saat itu, ombak di Selat Karimata mencapai 4 meter. (Baca: 30 Jasad Korban Air Asia Masih Terpencar-pencar)
Tim P-3C Orion yang dikomandoi oleh Kolonel Yoon Kiheui juga membantu menemukan serpihan dan badan utama pesawat AirAsia QZ8501. Kru pesawat Orion yang dipimpin oleh Kolonel Yoon Ki-heui ini juga membantu menemukan serpihan dan badan utama pesawat. Timnya terdiri atas Kapten Mayor Lee Jung-bong dan Kapten Song Yong-hoon serta dua kopilot: Kapten Jang Woo-yong dan Kapten Lee Gyu-yoon. Personel perwira penerbang CN-295 TNI AU, Mayor Penerbang Trinanda Hasan, dari Skuadron Udara 2 Halim juga bergabung dengan tim ini untuk mempermudah komunikasi. (Baca: Pengalaman KSAU Menembus Awan Cumulonimbus)
Saat operasi pencarian, P-3C Orion berkecepatan patroli 205 knot atau 375 kilometer per jam, jarak jelajah 3.000 mil laut atau 5.490 kilometer, diawaki 2 pilot dan 8 kru, serta dilengkapi peralatan deteksi radar udara, radar cuaca, Magnetic Anomaly Detection, Electronic Support Measures, dan Infra Red Detection System. (Baca juga: Bawa Dokumen Cuaca, Direktur Air Asia: Itu Jadul!)
PUTRI ADITYOWATI
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Sultan Yogya Dinilai Lembek Menyikapi Intoleransi
Pertamax, Sekarang Rp 8.800 per Liter
Geng Motor Celurit Pemungut Sampah di Taman Mini