TEMPO.CO, Pangkalan Bun - Kapal Survey MGS Geosurvey mengubah lokasi pencarian bangkai pesawat AirAsia dari perairan Selat Karimata (Sektor IV) ke wilayah dekat perbatasan sektor IV dan sektor V (Pangkalan Bun). Perubahan ini, menurut Manager Misi (Party Chief), Muhammad Aga Ridha Aldila, membuat area pencarian lebih kecil.
"Di tujuan baru juga sudah ada data penunjang yang valid berupa temuan puing pesawat," kata Aga, Kamis, 1 Januari 2015. (Baca: Air Asia di Cumulonimbus Bak Kertas Ditiup Angin)
Aga mengungkapkan perubahan ini berdasarkan permintaan Badan SAR Nasional pada Kamis, 1 Januari 2015, sekitar pukul 11.15 WIB. Selain puing pesawat, tiga jenazah juga ditemukan TNI AL di kawasan ini.
Sebelumnya, cakupan area Sektor IV adalah titik hilangnya pesawat dari radar. Area ini mempunyai luas 121x174 kilometer persegi. Kini, luas lokasi baru hanya sekitar 20x20 meter persegi. (Baca: Evakuasi Air Asia, TNI AU Punya Senjata Rahasia)
Perubahan lokasi ini membuat Aga optimistis bangkai pesawat bisa ditemukan dalam tiga hari. Nantinya hasil temuan langsung dikoordinasikan ke Badan SAR Nasional.
Pencarian bangkai pesawat oleh kapal ini dilakukan oleh Ikatan Surveyor Indonesia. Kapal mulai angkat sauh sejak Rabu, 31 Desember 2014 pukul 15.15 WIB. (Baca: Kisah Mengharukan Putra Pilot Air Asia)
Teknologi pencarian menggunakan alat pemetaan objek bawah laut yakni Side Scan Sonar, Multibeam Echo Sounder, dan Remotely Operated Vehicle. Hasil pemetaan berupa gambar dua dimensi dan tiga dimensi, serta video rekaman.
Pesawat AirAsia hilang dari radar sejak Ahad, 28 Desember 2014. Pada Selasa, 30 Desember Basarnas menyatakan pesawat jatuh.
ROBBY IRFANY
Baca berita lainnya:
Ini Pesan Terakhir Teknisi Air Asia di Blackberry
Ahok Promosikan Penemu Puing Air Asia, Siapa Dia?
Tayangan Air Asia, KPI Sentil Tiga Stasiun TV
Fakta tentang 15 Korban Air Asia QZ8501