Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sultan Yogya Dinilai Lembek Menyikapi Intoleransi

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X berjalan meninggalkan Masjid Panepen, Kraton Yogyakarta, Selasa (22/10). ANTARA/Noveradika
Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X berjalan meninggalkan Masjid Panepen, Kraton Yogyakarta, Selasa (22/10). ANTARA/Noveradika
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen (JKLPK) yang bergabung dalam Jaringan Antar Iman menyesalkan sikap Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X yang tidak tegas terhadap kasus-kasus intoleransi di DIY. Sultan dinilai tidak bisa menggunakan otoritas tertingginya sebagai kepala daerah untuk mendesak Kepala Kepolisian Daerah DIY menuntaskan kasus-kasus intoleransi secara hukum.

"Kami sesalkan, Sultan tidak progresif," kata Direktur Program JKLPK Woro Wahyuningtyas saat dihubungi Tempo, Kamis, 1 Januari 2015. (Baca: Sultan dan Polisi Diminta Redam Intoleransi)

Pada 2014 lalu, Jaringan Antar Iman melakukan dialog dengan Sultan di Keraton Kilen, Yogyakarta. Dalam dialog tersebut, Sultan berkeluh kesah, bahwa persoalan intoleransi yang masih terjadi di DIY karena penegakan hukum yang lemah.

Hanya saja, lanjut Woro, Sultan tidak bersedia menjelaskan kesulitannya untuk mendesak polisi memproses secara hukum. Apabila Sultan mau bercerita, Woro memastikan jejaring masyarakat sipil akan memberikan masukan. Lantaran jejaring masyarakat sipil adalah mitra kritis pemerintah, bukan menjadi musuh.

Lebih baik, menurut Woro, Sultan menggunakan hak keistimewaannya sebagai raja. "Kepala daerah lainnya kan abdi dalemnya. Itu juga bisa mendesak polisi," kata Woro. (Baca: Massa Berjubah Kembali Datangi Rumah Julius)

Sebelumnya, The Wahid Institute telah merilis hasil surveinya selama 2014, bahwa kasus intoleransi tertinggi kedua ditempati DIY secara nasional. Jumlah kasus intoleransi di DIY selama 2014 ada 21 kasus. Mayoritas kasus adalah kekerasan antaragama.

Padahal, lanjut Woro, Yogyakarta telah ditetapkan sebagai City of Tolerance pada 3 Maret 2011. Sultan pun mendapat anugerah sebagai tokoh pluralisme yang diberikan Jaringan Antar Iman pada Mei 2014. Hanya saja, pencabutan anugerah itu, menurut Woro, tidak mungkin dilakukan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Anugerah itu bisa diartikan telah berhasil atau menjadi pemicu agar progresif," kata Woro. (Baca: Penghargaan Pluralisme Sultan Didesak untuk Dicabut)

Sementara itu, Sultan mempertanyakan apakah benar masyarakat DIY mempunyai kebencian dan melakukan kekerasan yang berbasis perbedaan agama dan suku. "Enggak tahu ya. Apa benar begitu? Ya mungkin bisa terjadi intoleransi," kata Sultan saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Rabu, 31 Desember 2014.

Sultan mengimbau kepada masyarakat dan kelompok-kelompok masyarakat untuk tidak merasa menang sendiri, merasa benar sendiri, dan bersikap arogan. Lantaran bangsa yang dibangun berdasar perbedaan. "Jangan lagi bicara aku, tapi bicara kita," kata Sultan.

Namun Sultan menolak untuk mengajak kelompok-kelompok masyarakat yang intoleran untuk duduk bersama dan berdialog. "Enggak usah dikumpulkan. Itu kan kesadaran mereka yang didasari arogansi," kata Sultan.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Baca berita lainnya:
Ini Pesan Terakhir Teknisi Air Asia di Blackberry
Ahok Promosikan Penemu Puing Air Asia, Siapa Dia?

Tayangan Air Asia, KPI Sentil Tiga Stasiun TV

Fakta tentang 15 Korban Air Asia QZ8501

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

1 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

2 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Cerita dari Kampung Arab Kini

3 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

6 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

6 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

9 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

17 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

21 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

35 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

41 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat