TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan puluhan juta penduduk Indonesia tinggal di lokasi rawan tanah longsor, Rabu, 31 Desember 2014. "Terdapat 40,9 juta jiwa penduduk Indonesia yang terpapar bahaya longsor," kata Sekretaris Utama BNPB Dody Ruswandi.
Dody mengatakan, di Indonesia, terdapat 274 kabupaten atau kota yang memiliki daerah rawan tanah longsor. Sebelumnya, Laporan Akhir Tahun 2014 BNPB menyebutkan terjadi 1.475 bencana pada tahun ini. Angka itu lebih kecil daripada jumlah bencana pada 2013 yang sebanyak 1.674. Sedangkan pada 2012 terjadi 1.811 bencana, dan pada 2011 terdapat 1.633 bencana. "Secara keseluruhan, banjir, puting beliung, dan longsor adalah bencana yang paling tren sejak 2005 hingga 2014," kata Dody.
Angka 1.475 bencana pada 2014 termasuk tanah longsor yang terjadi 413 kali. Tanah longsor menempati peringkat ketiga sebagai bencana yang paling sering terjadi di Indonesia setelah puting beliung (296 kali) dan banjir (458 kali). Sisanya, terdapat bencana kebakaran lahan dan hutan yang terjadi 35 kali serta banjir dan tanah longsor secara berbarengan yang terjadi 33 kali.
Banjir, tanah longsor, dan puting beliung berpotensi terjadi hingga April 2015. "Puncak banjir dan longsor itu terjadi pada Januari-Februari 2015," kata Dody.
Bencana tanah longsor yang baru-baru ini terjadi menimpa warga Banjarnegara. Data BNPB menyebutkan bencana itu mengakibatkan 99 korban meninggal dunia, 11 hilang, 5 luka berat, dan 9 luka ringan. Bencana itu juga memaksa 1.308 warga menjadi pengungsi. Mereka tersebar di sepuluh titik pos pengungsian.
MITRA TARIGAN
Baca juga:
Surveyor Indonesia Cari Air Asia di Dasar Laut
Ini Skenario Penanganan Jenazah Korban Air Asia
Ini Dia Harga Baru Premium dan Solar
Ombak 3 Meter, Kapal SAR Tunda Cari Air Asia