TEMPO.CO, Jakarta - PT Air Asia Indonesia adalah bagian dari Air Asia Berhad dengan kepemilikan saham mayoritas sebanyak 49 persen. Air Asia Berhad sendiri dimiliki oleh pengusaha Malaysia, Tan Sri Anthony Francis "Tony" Fernandes, sejak 2001.
Selain Air Asia Bhd, saham Air Asia Indonesia dimiliki Komisaris Utama Darmadi Pin Harris sebanyak 20 persen, Senjaya Wijaya (21 persen), dan PT Fersindo Nusaperkasa (10 persen). Pembagian ini terkait dengan aturan Indonesia yang membatasi kepemilikan saham terhadap warga negara ataupun badan hukum asing. (Baca: Status Air Asia Jelas, Jasindo Bayar Klaim Asuransi)
Perusahaan investasi penerbangan ini kerap disebut terkait dengan taipan minyak, Riza Chalid. Orang ini juga diduga dekat dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dan pasangannya sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2014, Hatta Radjasa. (Baca: Jokowi: Usut Tuntas Hilangnya Air Asia)
Sebelumnya, Air Asia bernama Air Wagon International (Awair). Salah satu pendiri perusahaan ini adalah Presiden RI keempat, Abdurrachman Wahid atau Gus Dur. Pada 2004, Air Asia mengakuisisi Awair sekaligus memiliki sertifikat operasional penerbangan (AOC) atas nama perusahaan tersebut. (Baca: Air Asia Diyakini Tetap Jadi Favorit Pelancong)
Air Asia di Tanah Air termasuk maskapai penerbangan moncer. Kini, perusahaan tersebut menguasai 5 persen dari total nilai pasar penerbangan di antara 50 maskapai yang beroperasi di dalam negeri.
Pertumbuhan maskapai ini melejit hingga 34 persen sepanjang 2012-2013. Tahun lalu, Air Asia Indonesia membuka 13 rute penerbangan, terdiri atas empat rute domestik dan sembilan rute internasional. (Baca: Jejak Air Asia Terlacak di Bangka Belitung ?)
THE STAR | ROBBY IRFANY
Baca juga:
Cari Air Asia, Basarnas Temukan Titik Terang
Jokowi: Usut Tuntas Hilangnya Air Asia
Air Asia Diyakini Tetap Jadi Favorit Pelancong
Status Air Asia Jelas, Jasindo Bayar Klaim Asuransi