Malam hari setelah melakukan ritual tersebut, kata Farhan, terjadi keanehan. Salah seorang anggota tim SAR kerasukan mahluk halus. Lalu anggota tim SAR yang kerasukan tadi, dalam kondisi tak sadar berbicara di tengah rekan-rekannya. Ia mengatakan bahwa sesajen seekor sapi tersebut salah alamat karena bukan ditujukan langsung ke penjaga penghuni sekitar pegunungan melainkan ke penunggu tempat lainnya yang bertetangga dengannya.
"Yang mengaku penghuni tempat itu minta juga dipotongkan seekor sapi," katanya. Namun, kata Farhan, permintaan itu tak dipenuhi oleh pemerintah Majene dan tim SAR. Hasil pencarian jejak Adam Air di dua lokasi itu nihil.
Farhan menambahkan, di saat yang sama, tim SAR mencari jejak Adam Air di sekitar pegunungan Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan sampai ke Sulawesi Tengah, serta di sepanjang Selat Makassar.
Sembilan hari setelah pesawat hilang kontak, seorang nelayan asal Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan menemukan serpihan Adam Air di perairan selat Makassar. Serpihan inilah yang menguatkan lokasi jatuhnya pesawat Adam Air di sebelah barat Kabupaten Majene.
Informasi nelayan ini dikuatkan dengan temuan kapal Angkatan Laut Amerika Serikat USNS Mary Sears yang ikut membantu pencarian dengan menangkap sinyal kotak hitam pesawat di lokasi perairan Majene. Hampir sebulan setelah peristiwa tersebut, Adam Air pun dipastikan jatuh di perairan Majene. Penyebab kecelakaan, selain karena faktor kesalahan manusia, juga masalah cuaca yaitu pesawat menghindari awan cumulonimbus.
RUSMAN P
Berita terkait
Percakapan Terakhir Pilot Air Asia dengan ATC
8 Jam Cari Air Asia, TNI AU Tak Temukan Jejak
Lima Teori Hilangnya Pesawat AirAsia