Namun, menurut Farhan, setelah tim SAR sampai di lokasi yang dimaksud, sehari berikutnya–atau hari kedua setelah Adam Air jatuh–tim SAR tak menemukan bangkai pesawat maupun jenazah penumpang.
Padahal saat jumpa pers, pemerintah menginformasikan sudah menemukan 90 orang jenazah dari 102 penumpang. Akhirnya pemerintah meralat informasi tersebut. "Saat itu, informasi lokasi jatuhnya Adam Air jadi simpang siur," kata Farhan.
Menurut Farhan, karena tak jelas lokasi bangkai Adam Air, tim SAR melakukan pencarian di sejumlah titik yang dicurigai, baik di perairan maupun di pegunungan. Tim SAR pun mengandalkan semua teknologi yang dimiliki dengan bantuan dunia internasional. Selain itu, tim SAR ikut dibantu paranormal untuk mendeteksi pesawat Adam Air.
Farhan masih mengingat banyak paranormal yang berdatangan ke Majene, baik dari Pulau Jawa maupun Manado. Mereka ada yang datang secara sukarela, dan adapula diboyong oleh keluarga korban.
Satu yang kisah menarik, menurut Farhan, ketika pencarian dilakukan dengan mengandalkan paranormal. Saat itu, tujuh hari setelah pesawat Adam Air dinyatakan hilang, tim SAR bersama paranormal mencari jejak Adam Air di pegunungan Limboro, Kecamatan Sendana, serta pegunungan di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.
Di dua tempat tersebut, pemerintah Majene menyembelih seekor sapi dan seekor kambing. "Kedua binatang ini disembelih karena arahan paranormal," kata Farhan yang juga warga Majene ini.