TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Musyidan Baldan, mengatakan bakal menjatuhkan 'hukuman' jika sampai terjadi lagi konflik di Aceh.
Menurut Ferry, konflik di negeri Serambi Mekah yang potensial terjadi bukan lagi soal ingin merdeka atau bergabung dengan Indonesia. Konflik tersebut, kata Ferry, muncul dari pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Aceh. (Baca: Thailand dan Swedia Peringati 10 Tahun Tsunami)
"Potensi-potensi yang baru ditemukan pasca-tsunami harus bisa memakmurkan orang Aceh, bukan malah menjadi konflik baru sesama Aceh," kata Ferry saat memberikan sambutan dalam rangkaian acara peringatan 10 tahun tsunami Aceh di aula Tun Fatimah Hashim, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Sabtu 27 Desember 2014. (Baca: Pawang Hujan di Peringatan 10 Tahun Tsunami Aceh)
Potensi sumber daya alam Aceh yang banyak ditemukan pasca-musibah tsunami, kata Ferry, seperti batu giok di daerah Gayo, sampai prospek uranium di Sigli. Ferry yang besar di tanah Sunda ini setengah berseloroh, jika potensi yang ada malah menjadi konflik antar warga Aceh, kementeriannya akan mengambil alih daerah tersebut. "Jika malah menjadi konflik, nanti tanahnya saya patok dan beri tulisan: Tanah ini Milik Kementerian Agraria," kata Ferry. (Baca: 10 Tahun Tsunami, Aceh Beri 35 Penghargaan)
Sementara itu Menteri Wilayah Persekutuan Malaysia, Tengku Adnan Tengku Mansor yang juga keturunan Aceh mengingatkan perlunya warga Aceh mengubah pola pikir. "Saya pernah bilang sama Irwandi (Yusuf). Ubah mind set kalian. Bangun Aceh. Karena betapapun baiknya perencanaan pembangunan dibuat, jika pola pikirnya tidak diubah, mungkin sampai 10 tahun lagi Aceh tidak akan berubah," ujar Adnan. (Baca: 10 Tahun Tsunami Aceh, Ini Masalah yang Tersisa)
Dia juga telah meminta gubernur Aceh untuk membangun infrastruktur yang baik guna menarik investor ke Aceh. "Bangun jalan, siapkan listrik dengan tenaga besar. Sebab walaupun Aceh sudah bisa menarik investor, tapi listriknya byar pet, investor akan lari," ujarnya. Adnan mengulang pembicaraannya dengan Zaini Abdullah saat mendampingi gubernur Aceh menerima gelar dari raja (Yang Dipertuan Negeri) Malaka beberapa bulan lalu. Selain sambutan dari dua menteri tersebut, peringatan 10 tahun tsunami Aceh di Kuala Lumpur juga diisi dengan acara seminar dan lomba poster Aceh pasca-tsunami. (Baca juga: 10 Tahun Tsunami, Jepang dan Aceh Gelar Festival)
MASRUR (Kuala Lumpur)
Topik terhangat:
Banjir | Natal dan Tahun Baru | 10 Tahun Tsunami | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi: Minta Apa pun Saya Beri, Asal Swasembada
Reaksi Jokowi Soal Namanya yang Dicatut Gajah
Tanggul Lapindo Jebol, Ical Liburan ke Eropa