TEMPO.CO, Vatikan - Paus Fransiskus kembali bersuara lantang ihwal konflik di belahan dunia dalam pesan Natal yang disampaikan di Basilika Santo Petrus, Roma, pada Kamis, 25 Desember 2014. Pembacaan pesan Natal itu telah menjadi tradisi Paus setelah memimpin misa di Basilika. (Baca: Paus: Pengungsi Korban ISIS seperti Yesus)
Paus bernama asli Jorge Mario Borgoglio ini menyoroti perang yang tak kunjung berhenti di Irak dan Suriah. Menurut Paus, perang itu telah menciptakan penderitaan berkepanjangan bagi tahanan perang, pengungsi, anak-anak, perempuan, dan lansia. "Semoga perselisihan berubah menjadi kehangatan, dan penolakan berubah menjadi penerimaan," ujar Paus Fransiskus.
Paus juga mendoakan agar konflik di Timur Tengah cepat mereda. Menurut dia, konflik itu terjadi karena tiap orang tak kunjung menaruh kepercayaan pada sesama manusia. Paus asal Argentina itu tak lupa berharap agar perselisihan antara Israel dan Palestina dirampungkan dengan dialog antar-pemimpin, bukan dengan kekuatan militer. (Baca: Pesan Natal Paus Fransiskus untuk Timur Tengah)
Menurut Paus, konflik berkepanjangan juga mendera Afrika. Di beberapa negara di Afrika, seperti Nigeria, Libya, Sudan, Republik Kongo, dan Republik Afrika Tengah, pertumpahan darah masih terjadi. Pembunuhan sandera dan warga sipil dilakukan secara brutal. "Saya memohon kepada pemimpin yang punya tanggung jawab politik untuk berdialog dalam rangka menyelesaikan perbedaan," ujar pria 78 tahun tersebut.
Wabah ebola yang terjadi di Afrika juga tak luput dari perhatiannya. Dia mendoakan pasien ebola di Liberia, Pantai Gading, dan Guinea segera sembuh. "Saya juga berterima kasih kepada relawan ebola yang secara berani mendedikasikan diri untuk mendampingi pasien dan keluarganya."
Paus ke-266 ini juga menyelipkan doa dan pesan untuk bayi yang menjadi korban aborsi. Menurut dia, bayi tak berdosa itu harus menanggung egoisme orang tua yang tak berpihak pada kehidupan. "Juga pada anak-anak yang harus tewas lebih dini karena serangan bom, saya mengirim doa untuk kalian."
Pada akhir penyampaian pesannya, Paus memberi berkat "Urbi et Orbi" yang berarti "Untuk Kota dan untuk Dunia. Berkat itu juga disebut sebagai berkat kepausan yang ditujukan kepada Kota Roma dan dunia secara keseluruhan.
RAYMUNDUS RIKANG | VATICAN.VA
Berita Terpopuler
Keliling Gereja, Aher Ucapkan Selamat Natal
Menteri Pariwisata Target 10 Juta Wisman di 2015
Penunggak Pajak Dicekal, Termasuk Bos Epiwalk