TEMPO.CO, Banda Aceh - Presiden Joko Widodo batal mempimpin peringatan 10 tahun tsunami di Banda Aceh karena beberapa alasan. Salah satunya kurang armada penghubung kepresidenan untuk kunjungan ke Meulaboh, Aceh Barat.
Hal itu disampaikan oleh Teuku Neta Firdaus, Koordinator Jokowi Center Aceh, kepada Tempo, Rabu, 24 Desember 2014. Teuku Neta mengaku ikut dalam rapat yang membahas rencana kunjungan Jokowi ke Aceh. Rapat koordinasi itu, kata dia, dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, Senin sore, 22 Desember 2014. (Baca berita sebelumnya: Jokowi Akan Pimpin Peringatan 10 Tahun Tsunami)
Menurut Teuku Neta, dalam rapat bersama Sekretariat Kepresidenan dan Paspampres, awalnya disepakati Presiden Jokowi datang ke Aceh pada 25 Desember 2014 dan lansung menuju ke Meulaboh, Aceh Barat. Pada 26 Desember 2014, Jokowi dijadwalkan sudah di Banda Aceh untuk memimpin upacara 10 tahun tsunami. "Kesepakatan kunjungan ke Meulaboh masih mengambang dalam rapat," kata Teuku Neta, Rabu, 24 Desember 2014.
Persoalannya, kata dia, sebagian besar armada penghubung kepresidenan untuk ke Meulaboh sedang dikonsentrasikan di Indonesia Timur, karena Jokowi akan menghadiri perayaan Natal nasional di Jayapura. Lagipula, Bandara Cut Nyak Dhien di Nagan Raya belum bisa didarati pesawat kepresidenan. (Baca: 10 Tahun Tsunami, Duit 120 Triliun Masuk ke Aceh)
Mustahil menggunakan Pesawat Hercules karena sedang digunakan untuk memulangkan tenaga kerja Indonesia di Malaysia. "Maka pada malam kemarin (Senin malam) kira-kira pukul 22.00, diputuskan Bapak Presiden batal ke Aceh," kata Neta.
Selanjutnya, peringatan satu dekade tsunami Aceh dikembalikan pada format awal, yaitu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Teuku Neta menginformasikan, Jokowi tetap akan mengunjungi Aceh dalam waktu dekat untuk mengunjungi beberapa wilayah, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap Nagan Raya, Gunong Geurute di Aceh Jaya, irigasi di Tiro, Kabupaten Pidie, dan beberapa lokasi lainnya. (Baca pula: 10 Tahun Tsunami, Jepang dan Aceh Gelar Festival)
ADI WARSIDI