TEMPO.CO, Mojokerto - Satu dekade berlalu, kerusakan akibat ledakan dua bom masih tampak di Gereja Eben Haezer, Kota Mojokerto, Jawa Timur. Gereja sidang jemaat Pantekosta di Indonesia menjadi sasaran bom pada malam Natal tahun 2000 lalu.
Pendeta Gereja Eben Haezer Rudi Sanusi Wijaya berkisah, ada dua bom yang meledak kala itu. "Pertama, meledak saat dibuang ke gorong-gorong, dan yang kedua meledak saat diletakkan di depan gereja," kata Rudi, Rabu, 24 Desember 2014. (Baca berita lainnya: Natal, Polisi Jaga 121 Gereja di Bekasi)
Rudi menceritakan, seusai kebaktian pada 24 Desember 2000 malam, pengurus gereja menemukan dua barang mencurigakan di dua lokasi. "Pertama bungkusan tas plastik ditemukan di bawah telepon umum di depan gereja. Kedua, tas berisi kado di dalam gereja di bawah bangku," ujarnya.
Dua bungkusan mencurigakan itu dibuka. Tas plastik yang ditemukan di bawah telepon umum ternyata berisi rangkaian kabel. Salah seorang anggota Banser Nahdlatul Ulama, Riyanto, membuang benda itu ke lubang gorong-gorong yang hanya berjarak sekitar 10 meter di depan gereja. Blar, bom pertama pun meledak dan menewaskan Riyanto.
Adapun tas yang ditemukan di bawah bangku di dalam gereja sempat dibuka Rudi. "Tidak ada kitab (Injil), isinya kotak seperti kado," katanya. Rudi lalu menyuruh pengurus gereja meletakkan kotak tersebut di depan gereja. Tak lama berselang, bom itu meledak. (Baca: Natal, Polisi Jaga Ketat 45 Gereja di Jakarta)
Berdasarkan informasi dari kepolisian, ia menambahkan, setidaknya ada dua pelaku yang menaruh bom di dalam dan di luar gereja. "Salah satu pelaku diduga ikut kebaktian dan meninggalkan tas berisi bom," kata Rudi. Berdasarkan penyidikan polisi, kawanan pelaku teror adalah anak buah Ali Imron, yang juga pelaku bom Bali dua tahun kemudian.
Bekas kerusakan bangunan di sekitar gereja tampak masih terlihat. Misalnya toko milik Ang Kin Kie, 60 tahun, persis di samping kiri gereja. "Kaca lemari toko pecah dan genteng hancur berjatuhan," kata Ang. Sampai sekarang kaca lemari yang pecah belum diganti. Beruntung, saat kejadian, Ang sedang pergi ke luar kota. "Yang ada di dalam toko kakak perempuan saya, tapi selamat."
Kerusakan cukup berat dialami studio foto Kartini yang berada tepat di depan Gereja Eben Haezer. "Banner besi studio foto rusak dan atap hancur," kata pemilik studio foto, Sulikin, 70 tahun. (Lihat juga: Kapolda Metro Jaya Siap Jaga Malam Natal)
Bahkan Sulikin dadanya terluka kena serpihan paku dari bom kedua yang meledak di depan gereja atau persis di depan studio fotonya. "Waktu bom yang pertama meledak saya keluar melihat, lalu saya masuk dan enggak lama kemudian bom kedua meledak dan saya kena serpihan paku," katanya.
ISHOMUDDIN
Berita Terpopuler:
Seknas Jokowi Sebut Sofyan Basyir Kasir Cikeas
Paus Fransiskus 'Hajar' Pejabat Gereja Vatikan
Epiwalk Milik Bakrie Menunggak Pajak Rp 8,8 M
Ini 15 'Penyakit' di Tubuh Pejabat Gereja Vatikan