TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya selalu ada foto tokoh-tokoh penting Indonesia yang sedang sungkem di depan ibunya. Menghormati ibunda dengan takzim menjadi momen penting yang tak terlewat diabadikan para juru kamera. Ketika Susilo Bambang Yudhoyono menjabat presiden, misalnya, selalu ada acara sungkeman saat hari raya Idul Fitri yang direkam oleh stasiun-stasiun televisi.
Gambar seperti itu menjadi simbol bahwa posisi ibu menjadi salah satu penentu legitimasi kekuasaan tokoh-tokoh tersebut—tidaklah layak seseorang menjadi penguasa jika dia tidak menghormati ibunya. Cerita-cerita kedekatan orang-orang penting dengan ibu mereka juga selalu menjadi kisah yang menarik. (Baca: Jokowi Selalu Melakukan Ini kepada Ibunya)
Ada kesepakatan umum bahwa keberhasilan seseorang tak terlepas dari peran ibu mereka. Ketika Joko Widodo memenangi hasil hitung cepat pemilihan presiden Juli lalu, liputan ke rumah Sujiatmi, ibunda Joko Widodo di Solo, juga menjadi fokus yang terlalu sayang untuk ditinggalkan. Ekspresi, gerak-gerik, serta pendapat Sujiatmi tentang pencapaian anaknya menjadi mantra yang memperkuat. “Apa doa ibu untuk Pak Jokowi?” demikian pertanyaan para wartawan. (Simak pula: Tempat Spesial Jokowi untuk Peringati Hari Ibu)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang terkenal galak, berbicara ceplas-ceplos, dan kadang berlebihan, ternyata “jinak” di hadapan ibunya. Buniarti Ningsih, sang ibu, malah menyebut Basuki sebagai anak penurut. Dan dengan entengnya, Buniarti berkomentar bahwa dia tidak bangga Ahok diangkat sebagai gubernur Ibu Kota negara. “Soalnya Jakarta masih macet, masih banjir, masih ada yang miskin,” demikian komentar Buniarti. (Baca:Hari Ibu Jatuh 22 Desember Besok, Ini Muasalnya)
Ibu menjadi pembanding sekaligus rujukan bagi anak-anak mereka. Orang-orang sukses dan mendapat pengakuan internasional tidak selalu menjadi anak baik dan penurut di mata ibu-ibu mereka. Mereka juga bukan selalu merupakan anak yang berprestasi dalam pendidikan formal sehingga selalu membanggakan ibu mereka. Namun mereka selalu memiliki kedekatan unik dengan perempuan yang mengandung mereka. (Baca: Jokowi Minta Peringatan Hari Ibu Tidak di Istana)
TIM TEMPO | MARIA YUNIAR
Baca Berita Terpopuler
'Kalau Lapindo Salah, Kamu Pikir Jokowi Mau'
Muhammadiyah Tak Haramkan Muslim Ucapkan Natal
Faisal Basri: Premium Lebih Mahal dari Pertamax
Jokowi Janjikan Eva Bande Bebas di Hari Ibu
Jokowi Lunasi Utang Ical, Korban Lapindo Girang
'Jangan Paksa Pegawai Pakai Atribut Natal'
Gus Sholah: Jangan Melarang Ucapkan Selamat Natal
Gara-gara Tiang Listrik, Wagub Djarot Ngomel
Penyair Sitor Situmorang Wafat di Belanda
Jokowi Gampang Diobok-obok, Ini Sebabnya