Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menteri Lingkungan Minta Penggunaan Kayu Ilegal di Aceh Dihindari

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Banda Aceh:Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rahmat Witoelar menegaskan agar dalam proses rekontruksi Aceh, sejauh mungkin menghindari penggunaan kayu hasil pembalakan liar. Tentang rumah yang telah banyak dibangun dengan menggunakan kayu ilegal, Rahmat menilai hal itu karena pihak LSM yang tidak mengetahuinya. Selain itu juga aturan yang belum jelas tentang masalah kayu dalam rekontruksi. Namun, bagi pihak yang membangun rumah dalam rekontruksi Aceh sudah mengetahui kalau kayu yang digunakan adalah ilegal, maka harus segera dihentikan. Pembangunan selanjutnya dengan kayu legal bisa dikoordinasikan dengan BRR. Yang sudah dibangun dengan kayu ilegal, sudahlah. Ke depan jangan lagi, kata Rahmat seusai menghadiri pembukaan Konferensi Hijau di Gedung Dayan Dawood, Unsyiah, Selasa (21/06). Sumber kayu dalam rekonstruksi, lanjut dia, bisa mengambil kayu dari luar Aceh yang legal, atau menggunakan hutan produksi di Aceh di luar hutan-hutan yang dilindungi, seperti taman nasional dan hutan Gunung Leuser, di Aceh Tenggara. Untuk itu, Rahmat mengaku telah memerintahkan Dinas Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah dan Dinas Kehutanan Aceh, untuk mengurus masalah keamanan hutan agar tidak terjadi lagi pembalakan liar. Sementara itu, (Plt) Gubernur NAD Azwar Abubakar mempersilahkan aparat keamanan untuk menangkap pihak-pihak yang menebang hutan secara ilegal untuk rekonstruksi. Dia mengatakan, saat ini Aceh mempunyai luas hutan sebanyak 3,3 juta hektar. 700.000 hektar diantaranya adalah hutan produksi. Adi Warsidi
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Rachmat Witoelar: Rahman Tolleng Guru Semua Orang

29 Januari 2019

Aktivis Angkatan 1966, Rahman Tolleng. TEMPO/Nita Dian
Rachmat Witoelar: Rahman Tolleng Guru Semua Orang

Rahman Tolleng mengembuskan napas pada Selasa pukul 05.25 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo Menteng.


Menteri Jonan Janjikan Listrik di Aceh Aman Mulai 2019

22 Juli 2017

REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Menteri Jonan Janjikan Listrik di Aceh Aman Mulai 2019

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan menyampaikan kuliah umum di Universitas Syiah Kuala, dan menjanjikan listrik aman mulai 2019.


Kesepakatan COP 21 Paris Dibayangi Negosiator Bayaran

5 Desember 2015

Paviliun Indonesia yang berlokasi di Hall 2B, Paris Le Bourget, terus dibenahi menjelang pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) 21 di Paris, Prancis, 29 November 2015. Presiden Joko Widodo dijadwalkan meresmikan Paviliun Indonesia pada 1 Desember 2015 sebelum kembali ke Jakarta. ANTARA/Virna Puspa Setyorini
Kesepakatan COP 21 Paris Dibayangi Negosiator Bayaran

Menurut Rachmat Witoelar, para negosiator ini masih berpikiran business as usual (BAU) dalam menyelesaikan persoalan perubahan iklim.


Di COP21 Paris, Indonesia Libatkan Negosiator Non-Formal

3 Desember 2015

Antrian wartawan mengular sejak pagi untuk mendapatkan akses masuk Konferensi Perubahan Iklim (COP21) di Paris, Prancis, 30 November 2015. Ada 8000 pendaftar namun hanya 3000 yang disetujui. TEMPO/Agustina Widiarsi
Di COP21 Paris, Indonesia Libatkan Negosiator Non-Formal

60 negosiator formal akan turut berunding di COP 21 Paris untuk mencapai kesepakatan.


Cyber City, Masjid di Banda Aceh Dilengkapi Internet  

30 Oktober 2015

Gubernur Aceh Zaini Abdullah (pakai jas) bersama para pejabat daerah melepaskan merpati sebagai simbol perdamaian, dalam peringatan 10 tahun damai Aceh di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, 15 Agustus 2015. TEMPO/Adi Warsidi
Cyber City, Masjid di Banda Aceh Dilengkapi Internet  

Kata Zahrol, sosialisasi diberikan kepada 100 orang yang terdiri atas BKP masjid, remaja masjid dan perwakilan Ormas Islam.


Rachmat Witoelar: Perubahan Iklim Mestinya Jadi Isu Pilkada

8 Oktober 2015

Menteri LH, Rachmat Witoelar menyimak saat rapat dengan komisi VII soal tentang Nasional Implementation Plan di DPR-RI Jakarta, Selasa (24/2). TEMPO/Wahyu Setiawan
Rachmat Witoelar: Perubahan Iklim Mestinya Jadi Isu Pilkada

Rachmat kecewa masalah iklim hampir tidak pernah dibawa dalam visi misi seseorang yang mencalonkan diri menjadi kepala daerah.


Ke Aceh, Dubes Swedia Tanya Tsunami dan Syariat

8 April 2015

Museum Tsunami di Banda Aceh. TEMPO/Adi Warsidi
Ke Aceh, Dubes Swedia Tanya Tsunami dan Syariat

Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Johanna Brismar Skoog,
berkunjung ke Aceh, Rabu, 8 April 2015.


Pengurangan Emisi di Indonesia Jadi Kiblat Dunia  

14 Desember 2014

Mural berisi pesan menentang penggunaan bahan bakar dari fosil di Konferensi Perubahan Iklim di Peru. (TEMPO/Shinta Maharani)
Pengurangan Emisi di Indonesia Jadi Kiblat Dunia  

Konferensi Perubahan Iklim di Lima menyorot pendanaan.


World Bank Akhiri Program Penguatan Damai Aceh  

16 April 2014

Mantan Wapres Jusuf Kalla bersama mantan Menhan GAM Zakaria Zaman, Mantan Panglima GAM Muzakir Manaf (kiri) ,Delegasi RI untuk Helsinski Farid Husein  (paling kanan) dan Director Facta Finlandia Juha Chriestensen (tengah)pada peringatan 5 tahun perdamaian Aceh RI di Hotel Fourseason, Jakarta, Minggu (15/8)..Tempo/Tony Hartawan
World Bank Akhiri Program Penguatan Damai Aceh  

Program yang dinamakan Consolidating Peaceful Development in Aceh (CPDA) sangat bermanfaat bagi pembangunan Aceh masa depan.


Pemerintah Lemot Manfaatkan Energi Terbarukan

16 Oktober 2013

MLH Rachmat Witoelar, bersama sejumlah aktivis  menandatangani spanduk himbauan lingkugnan hidup di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu  (28/12). ANTARA/Ujang Zaelani
Pemerintah Lemot Manfaatkan Energi Terbarukan

Padahal potensi geotermal berlimpah dan tidak mengemisi gas-gas
rumah kaca.