TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh enggan menghakimi kebijakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan yang menghentikan penggunaan Kurikulum 2013. Nuh mengakui kurikulum yang dicetuskan pada eranya itu memang masih belum berjalan maksimal. (Baca: Konsep Baru Kurikulum 2013 Rampung Akhir Tahun)
"Kalau mau fair, beri kesempatan sampai satu tahun," kata Nuh di sela-sela melaporkan harta kekayaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta, Selasa, 9 Desember 2014.
Menurut Nuh, bila mau mengoperasikan Kurikulum 2013, harus memahami fisiologinya. (Baca: Kamis, Surabaya Putuskan Pakai Kurikulum yang Mana.) Nuh menyadari penghentian Kurikulum 2013 ini berpotensi menciptakan kerugian karena buku-bukunya sudah dicetak. Karena itu, Nuh berharap Kurikulum 2013 ini dijalankan hingga satu tahun.
"Buatkan road map-nya dulu," kata mantan Rektor Institut Teknologi Sebelas November itu.
Menteri Anies memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang belum menjalankannya selama tiga semester. (Baca: Soal Kurikulum 2013, Menteri Anies Ogah Temui Nuh)
Bagi yang sudah di atas tiga semester menerapkan Kurikulum 2013, maka sekolah itu akan tetap menggunakannya dan dijadikan percontohan bagi sekolah-sekolah lain. Hanya sekitar 6.221 sekolah atau sekitar 2 persen yang masih menerapkan Kurikulum 2013. Anies menyatakan tidak menutup kemungkinan Kurikulum 2013 ini akan dihentikan secara total karena terdapat berbagai macam permasalahan konseptual.
LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler
Ini Cara Polisi Meringkus Perampok di Taksi Putih
Menteri Susi Tangkap 22 Kapal Ikan Cina
Skenario Nasib Dua Golkar Menurut Menteri Laoly