TEMPO.CO, Bangkalan - Juru bicara keluarga besar Bani Kholil, KH Syarifudin Damanhuri menilai, gaya penegakan hukum yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat melakukan penggeledahan di Kabupaten Bangkalan, tidak santun dan beretika. (KPK Sasar Anak Fuad Amin, Mata Rantai Penerima)
"KPK tidak santun," katanya, usai acara istigasah di Pasarean Syaichona Kholil, Desa Martajesah, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat, 5 Desember 2014.
Dia tidak menjelaskan maksud pernyataan tersebut. Namun menurut Syarifudin, kaum kiai di Bangkalan sangat menghormati hukum di Indonesia.
Syaichona Kholil merupakan kakek buyut Fuad Amin Imron. Syaichona Kholil adalah guru pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari dan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. (KPK Bidik Segitiga Relasi Kasus Korupsi Fuad Amin)
Sehingga, kata dia, sudah selayaknya penegak hukum juga mengedepankan sikap santun dan etika dalam melakukan penindakan. "Menurut kami, apa yang dilakukan KPK arogan," ujarnya. ( Hitung Duit Fuad Amin, KPK Butuh Waktu Tujuh Hari)
Ada pun, acara istigasah ini sengaja digelar untuk mendoakan situasi Kabupaten Bangkalan agar tetap kondusif setelah ditangkapnya Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron. "Keluarga besar Bani Kholil melarang warganya melakukan aksi anarkistis atau pun demo," katanya.
MUSTHOFA BISRI
Baca berita lainnya:
KPK Bantah Boediono Sudah Tersangka Kasus Century
Gubernur FPI Sewot Soal Tunggakan Iuran Warga
5 Tanda Partai Politik Bakal Bubar
Bagaimana PSK Maroko Bisa 'Mangkal' di Puncak?
Tolak Perpu Pilkada, Kubu Prabowo Sebut SBY Pembohong