TEMPO.CO, Jakarta - Dua calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi, M. Busyro Muqoddas dan Roby Arya Brata, menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat sore ini, Rabu, 3 Desember 2014. Panitia seleksi menyatakan kedua calon lolos ke Senayan setelah melalui sejumlah tahapan, seperti seleksi administrasi, tes kompetensi, psikologi, penelusuran rekam jejak, dan wawancara. (Baca: Siapa Roby Brata, Pesaing Busyro Jadi Bos KPK?)
Dokumen tes psikologi lembaga Biro Konsultasi Psikologi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Fenomena, yang diperoleh Tempo, menyatakan Roby kurang disarankan menjadi pemimpin KPK. Kepala Bidang Hubungan Internasional Sekretariat Negara itu dinilai tipe pemikir, bukan orang yang cekatan bekerja, tak cepat mengatasi masalah praktis yang memerlukan penanganan segera, serta terlalu berhati-hati bertindak dan memutuskan. Roby dinilai cocok berada di belakang meja, yang lebih banyak menuntut aktivitas berpikir. (Baca: DPR Tidak Peduli Hasil Psikotes Roby)
“Dengan pertimbangan tersebut, ia kurang disarankan untuk (menempati posisi) pemimpin KPK,” demikian kesimpulan Biro Konsultasi Psikologi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Fenomena tertanggal 22 September 2014. Tapi konsultan psikologi ini juga memberikan penilaian positif untuk Roby. Dia dinilai berintegritas tinggi, berani mempertahankan prinsip, dan berani hidup sederhana. Psikotes merupakan tahapan ketiga dalam proses seleksi yang diikuti 11 calon. (Baca: Calon Pimpinan KPK Diundang DPR Uji Kelayakan)
Pegawai bagian administrasi Fenomena, Arfan Sobri, membenarkan bahwa lembaganya menguji 11 calon pemimpin KPK yang diserahkan panitia seleksi pada pertengahan September lalu. Tapi dia tak mau mengungkapkan hasil tesnya, termasuk hasil tes Roby. “Itu rahasia,” kata dia saat ditemui di kantornya di Jakarta Selatan, Selasa, 2 Desember 2014. Saat Tempo menunjukkan dokumen tiga lembar berkop Fenomena yang memuat hasil tes Roby, Arfan mengatakan, “Nah, itu sudah punya. Ngapain tanya-tanya.”
Juru bicara Panitia Seleksi Calon Pemimpin KPK, Imam Prasodjo, mengklaim tes psikologi tak memberikan saran lulus atau tidak. Menurut dia, psikotes hanya menilai aspek integritas dan kepemimpinan, serta hanya menjadi salah satu masukan. "Banyak sekali alat ukurnya," kata Imam. Dia mengakui hasil tes psikologi tersebut bukan tanpa kritik. Para psikolog, kata dia, mengeluhkan waktu yang terbatas saat menguji calon.
Roby tetap menghadiri uji kelayakan dan kepatutan di DPR hari ini. Dia menuding penyebaran hasil tes psikologi itu bertujuan agar dia tak dipilih menjadi pemimpin KPK. “Itu isu liar dan politis. Senjata pamungkas untuk menjatuhkan saya,” kata dia. Roby juga menilai isu itu dilemparkan setelah tuduhan bahwa dia titipan Istana era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak bisa dibuktikan kebenarannya. Sedangkan Busyro juga menyatakan akan hadir di DPR. “Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk bangsa ini,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Benny K. Harman menyatakan tak mempersoalkan hasil psikotes. “Itu urusan panitia seleksi. Kami percaya dua calon itu yang terbaik," kata politikus Partai Demokrat itu.
LINDA TRIANITA | ANTON SEPTIAN | MITRA TARIGAN | MOYANG KASIH DEWIMERDEKA | AHMAD NURHASIM
Terpopuler:
Pemilik Panti Asuhan Samuel Divonis 10 Tahun
Diduga Sakit, Penumpang Taksi Meninggal
Cuitan Ahok untuk Peluncuran Aplikasi PetaJakarta
Demo Rusuh FPI, Tersangka Diserahkan ke Kejaksaan