TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya Jusuf Kalla menyatakan Musyawarah Nasional Golkar di Bali oleh Aburizal Bakrie rawan rekayasa.
Kalla mengaku kecewa terhadap pelaksanaan Munas yang dinilai akan menyebabkan masalah ke depan. "Munas harus sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Golkar," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Senin, 1 Desember 2014. (Baca: Yorrys: Ical Bikin Partai Lapindo Jaya Saja)
Kalla menyatakan Munas seharusnya digelar secara adil, tanpa intimidasi terhadap pemegang suara. Meski tak tahu detail, Kalla mengklaim mendapat informasi adanya ancaman pemecatan terhadap pemegang suara yang tak mendukung salah satu calon. (Baca: Soal Munas Golkar, Ceu Popong: Mungkin Saya Telmi)
Kalla juga mengkritik pelaksanaan Munas yang menolak kehadiran para pengurus pusat, terutama calon Ketua Umum Golkar lainnya. Situasi ini dinilai sudah sangat kacau dan berpotensi memecah-belah Golkar. "Sebenarnya, ini yang tidak kita inginkan. Bisa pecah lagi." (Baca: Kubu Agung 'Main Mata' dengan Peserta Munas Bali)
Kalla sendiri tak mau secara langsung menuding pelaksanaan Munas Bali tak sah. Kalla menilai semuanya tergantung pada proses pemilihan yang dilakukan DPD I dan II. Meski situasi semakin panas, Kalla mengaku berencana menghadiri acara tersebut. "Kita lihat saja nanti jalannya Munas seperti apa," katanya. (Baca juga: Di Balik Kehadiran Prabowo Cs di Munas Ical)
FRANSISCO ROSARIANS
Topik terhangat:
Golkar Pecah | Wakil Ahok | Kasus Munir | Interpelasi Jokowi | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Tampak Mulai Kedodoran Soal Hukum
Menteri Yuddy: Tomy Winata Berjiwa Patriotik
Ini Tempat Bercokol Mafia Migas