TEMPO.CO, Tegal - Angin kencang dengan kecepatan sekitar 48 kilometer per jam, melanda wilayah eks-Karesidenan Pekalongan, sejak akhir pekan lalu. “Ahad lalu sempat tergolong angin ekstrim, kecepatannya mencapai 50 kilometer per jam (25 knot),” kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Tegal, Hendy Andrianto, Senin, 1 Desember 2014.
Menurut dia, angin kencang yang melanda wilayah Pantai Utara Jawa itu, merupakan dampak dari badai tropis Sinkalu di perairan barat laut Kalimantan, sejak dua hari lalu. Badai itu, diperkirakan reda, Rabu, 3 Desember. “Tapi sekarang terpantau ada tekanan rendah di perairan Maluku,” katanya. (Baca: Angin Ribut, Kebun Raya Bogor Ditutup untuk Umum)
Jika tekanan rendah itu, tumbuh menjadi badai tropis. Menurut Hendy, angin kencang di sebagian wilayah Brebes, Tegal, Kota Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kota Pekalongan, dan Batang, akan berlangsung lebih lama. “Bisa sampai lima hari ke depan,” ujarnya.
Meski demikian, gelombang di Laut Jawa terbilang normal, sekitar dua meter. Hendy mengimbau warga agar tidak panik dengan fenomena angin kencang itu. Sebab, angin kencang berbeda dengan angin puting beliung. ”Puting beliung terjadi karena penumpukan awan. Kalau angin kencang justru memecah awan, sehingga tidak terjadi hujan,” kata dia.
Kendati demikian, angin kencang tetap perlu diwaspadai, karena berpotensi merusak. “Ahad lalu, satu kandang ayam di Kecamatan Margadana, Kota Tegal, roboh,” katanya. (Baca: Pohon Langka di Kebun Raya Bogor Tumbang)
Nelayan di Pantai Muarareja, Kota Tegal, Tayun, 35 tahun, mengatakan dampak angin kencang memang tidak terlalu dirasakan kapal berukuran di atas 30 gross ton (GT). “Gelombang setinggi dua meter cukup lumayan goyangannya untuk kapal ini,” kata anak buah kapal Muara Jaya I yang berukuran sekitar 15 GT itu.
Selain karena angin kencang, Tayun berujar, kapal pencari kepiting rajungan itu sengaja tidak melaut karena hasil tangkapannya sedang menurun. “Memang November-Desember itu bukan musimnya kepiting. Harga jualnya juga murah. Hasil lelangnya tidak mampu untuk mengembalikan modal melaut,” ujarnya.
Komandan SAR Kabupaten Brebes, Adhe Dhani, mengatakan telah berkoordinasi dengan BPBD Brebes untuk memangkasi ranting-ranting pohon di tepi jalan dan permukiman. “Kami juga mensosialisasikan kepada warga, ihwal gejala awal terjadinya puting beliung,” katanya.
DINDA LEO LISTY
Baca juga:
Susi - TNI AL Buat MoU Berantas Pencurian Ikan
Lampard Belum Tahu Nasibnya di Manchester City
Dahlan Iskan Sebut Plus-Minus Rampingkan Pertamina
Terdakwa Korupsi Dermaga Sabang Dituntut 7,5 Tahun