Penyebab perpecahan di tubuh Golkar adalah adanya kubu yang menginginkan pemilihan ketua umum dipercepat menjadi 30 November 2014 dan kubu yang menuntut Musyawarah Nasional Gokar tetap digelar pada 15 Januari 2015 sesuai dengan keputusan Musyawarah Nasional Riau pada 2009. (Baca juga: Munas Golkar Terancam Sepi, Ini Kata Kubu Ical)
Aburizal akhirnya dikudeta dalam sidang pleno rapat pengurus pusat. Agung Laksono kemudian membentuk Presidium Penyelamatan Partai Golongan Karya dan memutuskan musyawarah nasional digelar pada 15 Januari mendatang. Dasar pembekuan kepengurusan itu adalah Aburizal dianggap memaksakan kehendak dengan menggelar forum tertinggi Munas Golkar di Bali pada 30 November mendatang. (Baca juga: Munas Golkar Kubu Aburizal, 17 Hotel Dipesan
Anggota Presidium, Yorrys Raweyai, mengatakan pihaknyalah yang saat ini menguasai kantor pusat Golkar. “Mulai hari ini, DPP dikuasai tim penyelamat,” ujarnya. (Baca juga: Yoris Raweyai: AMPG Ical Orang Bayaran)
Setelah menguasai markas besar, Presidium akan segera membentuk kepanitiaan untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk melaksanakan Munas. “Yang pasti, tidak dalam lima hari ini. Partai Golkar itu partai besar, perlu persiapan banyak. Memangnya LSM,” tuturnya