Berdasarkan catatan Himpunan Nelayan, dalam lima tahun terakhir, baru ada satu kasus kapal asing ditemui. Namun tak diketahui asal negaranya karena langsung kabur begitu akan dicek warga setempat. Kapal itu menggunakan layar putih kosong tanpa identitas.
"Kapal (asing) itu sempat mendarat di Pantai Wedi Ombo, tapi tak diketahui asal negaranya, yang jelas bukan orang Indonesia," kata Rujimanto.
Di Gunung Kidul sedikitnya ada delapan titik pendaratan kapal, membujur dari timur hingga barat. Seperti Pantai Sadeng, Wedi Ombo, Ngrenehan, Siung, Ngandong, Drini, Baron, dan Gesing. "Kalau bisa ada perwakilan nelayan di tiap titik pendaratan yang dilibatkan khusus mengawasi laut," katanya.
Himpunan Nelayan Gunung Kidul sendiri membawahkan delapan kelompok besar yang mengorganisasi sekitar 720 anggota, baik nelayan darat (tak memiliki kapal) maupun yang memiliki kapal.
Kepala Seksi Penangkapan Ikan Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Gunung Kidul Turdiyono mengakui bahwa operasi laut yang digelar gabungan elemen aparat penegak hukum dan pemerintah DIY di laut selatan memang tak pernah rutin. "Mungkin karena biaya, jadi jarang terlihat operasi di laut itu yang bisa membuka peluang pencurian ikan," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO
Berita lain:
Jokowi: Siapa Bilang Melarang Menteri ke DPR
Operasi Zebra, Berapa Denda Tilang Pelanggar?
KPK: Kalau Saham BCA Anjlok, Itu Risiko