Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menentang segala bentuk budaya kematian. “Termasuk terorisme, tanpa pandang bulu mereka dari suku atau agama apapun,” kata Anggota Komisi Pendidikan KWI Ignatius Sunarya SJ ketika dihubungi Tempo News Room melalui saluran telepon, Kamis (28/3) siang. Terorisme, kata dia, memiliki pemikiran sempit dan pendek. Kerap kali terorisme juga tidak berpikir secara global. Ia mencontohkan tragedi 11 September yang dinilainya sebagai sesuatu yang sederhana tetapi menjadi musibah dunia. “Itu merupakan bentuk-bentuk balas dendam. Dan, berlawanan dengan ajaran kristiani,” jelas Ignatius. Mengutip pesan Paus Yohanes Paulus awal tahun tentang perdamaian. Ignatius mengingatkan kepada seluruh umat Katolik, di masa Paskah nanti agar menjalani kasih pengampunan. “Paus saja bisa mengampuni orang yang menembak dirinya, bahkan mengunjunginya di penjara, kenapa kita tidak,” ujar dia. Lebih lanjut ia mengatakan kasih pengampunan juga disinggung dalam khotbah Kardinal Darmaatmadja dalam misa di Katedral pagi ini. Menurut Kardinal, seperti dituturkan Ignatius, umat Khatolik sebaiknya tidak mendendam terhadap pelaku peledakan bom malam natal, atau terhadap pelaku kekerasan lainnya. Ia mengingatkan misteri Paskah dengan tergantungnya Yesus di Kayu Salib. Yesus tidak marah atau mendendam terhadap orang-orang yang menyalibnya, ini karena orang-orang itu tidak mengerti apa yang mereka perbuat. “Pesan itulah yang juga umat Katolik harus lakukan terhadap setiap pelaku kekerasan,” tutur Ignatius. Terhadap pengamanan malam Paskah sendiri, KWI menyerahkan sepenuhnya kepada masih-masing gereja, dengan tetap berkoordinasi dengan pihak Kepolisian setempat. Ia juga meminta kepada umat Katolik untuk tidak khawatir atau takut ke gereja pada malam Paskah. “Tidak usah takut atau curiga macam-macam. Tidak ada gunanya lagi berpikiran seperti itu,” harap dia menutup pembicaraan. (Kurniawan)
Iklan
