TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Indonesia Corruption Watch Emerson Yuntho menilai penunjukan politikus Partai NasDem Muhammad Prasetyo sebagai Jaksa Agung merupakan berita dukacita. Dia mengatakan diserahkannya kursi pemimpin Kejaksaan Agung kepada politikus merupakan mimpi buruk bagi penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
"Kejaksaan menjadi tidak independen dan rawan intervensi politik," kata Emerson saat dihubungi, Kamis, 20 November 2014.
Emerson mengatakan keberadaan Prasetyo sebagai Jaksa Agung membuat aktivis antikorupsi pesimistis. Menurut dia, Prasetyo sulit membawa reformasi di Kejaksaan Agung.
Emerson heran dengan pertimbangan Presiden Joko Widodo memilih Prasetyo sebagai Jaksa Agung. "Presiden harus menjelaskan dasar pertimbangannya," ujarnya. (Tantangan Jaksa Agung Baru, Berantas Mafia)
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto sebelumnya mengatakan bahwa Prasetyo telah terpilih menjadi Jaksa Agung. Keputusan tersebut diambil Presiden Joko Widodo pada pagi tadi. (Prasetyo, Politikus NasDem Calon Jaksa Agung.) Andi mengatakan Jokowi rencananya melantik Prasetyo sebagai Jaksa Agung pada siang ini pukul 14.00 di Istana Negara.
Prasetyo merupakan politikus Partai NasDem. Sebelumnya, selain Prasetyo, muncul beberapa nama calon Jaksa Agung, seperti Muhammad Yusuf, Widyo Pramono, dan Andhi Nirwanto. (Baca: Jokowi Tunjuk Politikus Prasetyo Jadi Jaksa Agung)
REZA ADITYA
Terpopuler:
Ruhut: Lawan Jokowi, DPR Gantung Diri
Harga BBM Naik, Ini Skenario Nasib Jokowi
Kronologi Baku Tembak TNI Vs Polri di Batam
Bentrok TNI Vs Polri, Satu Tentara Dibawa ke UGD
Ahok: Saya Bukan PDIP, tapi Orangnya Bu Mega