TEMPO.CO, Kupang - Panjangnya antrean pengguna kendaraan bermotor yang akan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Nusa Tenggara Timur menyebabkan harga bensin eceran naik dua kali lipat. Harga bensin sebotol atau sekitar setengah liter mencapai Rp 20 ribu. "Semula dijual dengan harga Rp 9.000 per botol naik menjadi Rp 20 ribu per botol setelah bahan bakar minyak langka," kata salah satu penjual bensin eceran, Rabu, 12 November 2014. (Baca: BBM Naik, Gubernur BI: Dampaknya Hanya Sebulan)
Di sebuah SPBU di Soe, Timor Tengah Selatan (TTS), antrean kendaraan bermotor mengular. Tak hanya kendaraan, puluhan jeriken juga tampak antre. Bahkan, berdasarkan pengamatan Tempo, satu orang bisa dua kali mengantre bahan bakar minyak bersubsidi menggunakan jeriken. Salah satu pengantre mengaku bensin di jeriken itu akan dijual kembali. (Baca: Polisi Siaga Penyelundupan BBM ke Timor Leste)
"Saya ikut mengantre BBM karena khawatir BBM habis," tutur Toni, warga setempat. Dia mengeluhkan harga bensin eceran yang melambung tinggi. (Baca: Di NTT, BBM Bersubsidi Mulai Langka)
Sales Area Manager PT Pertamina Wilayah Nusa Tenggara Timur Ronny Anthoko mengatakan setiap hari dua SPBU di Timor Tengah Selatan mendapat jatah 60 kiloliter Premium dan 40 kiloliter solar. Dia menduga antrean BBM bersubsidi terjadi karena warga panik mendengar isu kenaikan harga, sehingga membeli secara berlebihan. "Padahal pasokan BBM tetap normal," ujarnya.
YOHANES SEO
Berita Terpopuler
Rizieq: Dia Ajak Berunding, Kami Mau Ahok Turun
Pelawak Tessy Bisa Dipenjara Seumur Hidup
DKI Gandeng Google Pantau Lalu Lintas
Raden Nuh @Triomacan Berantem di Tahanan
Fahrurrozi Janji Tak Lempari Ahok dengan Batu dan Telur