TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari Azhar, terkejut dengan pernyataan kepolisian yang meminta telepon seluler untuk mengusut kasus pesan singkat ancaman pembunuhan terhadap almarhum Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT Putra Rajawali. Menurut Antasari, permintaan itu aneh. (Baca juga: Antasari Azhar Gugat Praperadilan Polda Metro)
"Meminta telepon pada kami, ini semacam dagelan," kata Antasari dalam sidang praperadilan Polri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 11 November 2014. (Baca juga: Gugat RS Mayapada, Antasari Azhar Keluar dari Sel)
Antasari melihat adanya kontradiksi lantaran telepon seluler miliknya sudah disita oleh penyidik kepolisian. "Tapi sekarang termohon yang meminta. Jadi sekarang telepon genggam itu di mana?" ujar mantan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung itu. (Baca juga: Kriteria Jaksa Agung Versi Antasari Azhar)
Antasari juga menyoroti sikap Kepolisian yang tidak menindaklanjuti keputusan praperadilan pada tahun lalu. Kepolisian diminta untuk menyelidiki laporan mengenai pesan singkat yang berisi ancaman itu. Namun, sampai saat ini, Antasari belum juga dimintai keterangan. (Baca juga: MA Tolak Peninjauan Kembali Antasari Azhar)
"Jadi kami menganggap termohon tidak ada keseriusan," ucap dia. Antasari berharap kepolisian melakukan penyidikan secara terbuka dan jujur. Ia meminta kejanggalan dalam kasus tersebut disampaikan.
Kepolisian menolak menanggapi pernyataan Antasari. Mereka memilih menyampaikan tanggapan secara tertulis. Hakim pimpinan sidang Suprapto menyatakan agenda selanjutnya adalah penyampaian replik Antasari pada Rabu, 12 November. 2014. Duplik dijadwalkan pada Kamis, 13 November mendatang.
Antasari membuat laporan mengenai pesan singkat gelap ke Polri dengan nomor LP/555/VIII/2011/Bareskrim tanggal 25 Agustus 2011. Namun, belum juga ada kejelasan penanganan kasus tersebut. Adapun Antasari mengaku tidak pernah mengirim pesan ancaman itu ke Nasrudin.
SINGGIH SOARES
Berita lainnya:
Bahasa Inggris Jokowi Dipuji
Bertemu Obama, Jokowi Berbahasa Indonesia
Hasut Massa Tolak Ahok, Bos FPI Terancam Pidana
Jokowi Pamer Pengalaman 30 Tahun ke Obama