TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Negeri Gorontalo, Syamsu Qamar Badu, mengatakan pertemuannya dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi, M. Nasir, membicarakan program penelitian di kampus.
"Selain itu, mengucapkan selamat dan menceritakan kondisi kampus," ujar Syamsu saat ditemui seusai pertemuan tertutup di kantor Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi, Jakarta, Jumat, 7 November 2014. (Baca: Menteri Nasir Dorong Penelitian Hulu hingga Hilir)
Syamsu mengatakan Nasir sepakat penelitian yang dihasilkan di perguruan tinggi harus dimplementasikan dalam masyarakat. "Jangan hanya menumpuk di rak buku," ujar Syamsu. Penelitian harus diumumkan kepada masyarakat agar tak sia-sia.
Menurut Syamsu, penggabungan Kementerian Riset dan Teknologi dengan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi sangat sesuai. "Karena keduanya berkaitan," kata Syamsu. Dengan penggabungan ini, hasil penelitian di perguruan tinggi dapat dikelola dengan baik. "Karena sudah satu wadah dengan riset." (Baca: Menteri Nasir Fokus Penggabungan Dikti Dulu )
Sebelumnya, pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla membagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaab menjadi dua. Pertama, Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Menteri Anies Basewedan. Kedua, Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi dengan Menteri M. Nasir.
Syamsu melanjutkan, dalam pertemuan tersebut, Nasir menyatakan masih berfokus mengurus kelengkapan nomenklatur dan penyusunan anggaran kementeriannya. (Baca: Forum Rektor Tanyakan Nasib BPPT ke Jokowi)
"Tapi ini tidak meninggalkan tugas Kementerian untuk memantau penelitian dan riset di perguruan tinggi," kata Syamsu. Nasir telah beberapa kali berkomunikasi dengan rektor-rektor dari berbagai universitas untuk melakukan pemantauan tersebut.
ODELIA SINAGA
Berita Terpopuler
Fahri Hamzah: Kartu Pintar dan Sehat Jokowi Ilegal
Gaya Ayang Jokowi Belanja di Makassar
Sidak Penampungan TKI, Menteri Hanif Lompat Pagar
Jokowi ke Sidrap, Kahiyang Borong Sirup Markisa
Duit Raden Nuh Diduga Mengalir ke Wanita