TEMPO.CO, Kendari - Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak ditolak sejumlah elemen masyarakat, termasuk di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Meski demikian, Presiden Joko Widodo menganggap itu menjadi satu risiko yang harus dihadapinya.
Hal itu tidak menyurutkan langkah Jokowi untuk tetap menaikkan harga BBM. Bahkan Jokowi mengaku tidak takut dibenci ataupun tidak terkenal gara-gara menaikkan harga BBM. "Saya jadi presiden bukan untuk dikenal, tapi untuk bekerja demi kepentingan masyarakat," ujar Jokowi di sela kunjungannya ke Kendari, Kamis malam, 6 November 2014. (Baca juga: BI: BBM Naik Rp 3.000, Inflasi Naik 3,86 Persen)
Pada Kamis siang, sejumlah elemen mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, berunjuk rasa menolak kedatangan Presiden Joko Widodo, Kamis, 6 November 2014. Mereka menentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM. (Baca juga: Di Kendari, Jokowi Pesan Tahu-Tempe dan Bakso)
Jokowi mengungkapkan, selama lima tahun terakhir, pembangunan infrastruktur dan kesehatan sangat minim akibat uang negara lebih banyak dipakai untuk subsidi BBM. Karena itu, menaikkan harga BBM dan mengurangi dana subsidi akan lebih bermanfaat karena dana yang ada bisa dialihkan untuk kepentingan pembangunan lainnya yang memiliki nilai manfaat yang lebih tinggi bagi masyarakat.
Jokowi bersama sejumlah menteri dari Kabinet Kerja berkunjung ke Kendari pada Kamis sore. Kunjungan Jokowi hanya sekitar tiga jam. Jokowi meninjau pelabuhan perikanan Samudra yang ada di Kelurahan Talia serta membuka Musyawarah Nasional Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama). (Baca juga: Agenda 5 Jam Jokowi di Kendari)
ROSNIAWANTY FIKRI
Berita lain:
Mobil Amien Rais Ditembak, Tembus Sampai Jok
Dubes AS: Menteri Susi Tangguh
Kisah Kembalinya Cincin Iriana Jokowi