TEMPO.CO, Kendari - Sepekan sebelum dibunuh di Hong Kong, warga negara Indonesia, Jessie Lorena atau Seneng Mujiasih, mengirim uang ke orang tuanya di Desa Sidomakmur, Kecamatan Tiworo Kepulauan, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara. Orang tua Jessie pun sempat berkomunikasi dengan anaknya pada Kamis malam, 30 Oktober 2014.
"Terakhir, dia (Jessie) tanya kalau kiriman uangnya sudah diterima atau belum. Terus, saya jawab sudah," ujar ayah Jessie, Mujiharso, saat dihubungi via telepon seluler, Selasa sore, 4 November 2014. Namun Mujiharso enggan mengungkapkan jumlah uang yang dikirim Jessie. (Baca: PSK Indonesia Dibunuh di Apartemen Mewah Hong Kong)
Jessie dibunuh dan dimutilasi oleh Rurik Jutting, bankir asal Inggris, di Hong Kong. Selain Jessie, ditemukan pula jasad warga negara Indonesia lainnya, Sumarti Ningsih. Rurik Jutting sendiri disebut sering menggunakan flatnya untuk pesta obat terlarang dengan sekian pekerja seks komersial. (Baca: TKI Dibunuh di Hong Kong Mestinya Sudah Pulang)
Menurut Mujiharjo, saat dihubungi kembali, telepon seluler milik Jessie diangkat seorang wanita yang mengaku sebagai teman Jessie. "Dia bilang, 'Pak, anakmu sudah pergi. Tapi kamu jangan bilang sama siapa-siapa, ya'," ujar Mujiharjo menirukan ucapan rekan anaknya itu.
Kakak Jessie, Sriswantoro, mengatakan, selama ini, Jessie menjadi salah satu tulang punggung keluarga. Jessie rutin mengirim uang untuk keluarganya di kampung. Atas kematian saudara perempuannya tersebut, Sriswantoro mengaku sangat kehilangan dan bersedih.
Baca Juga:
ROSNIAWANTY FIKRIY
Berita lain:
Media Online Ini Bantu Sebar Tuduhan @TM2000Back
Danau Toba Masih Mengandung Magma Cair
3 Jagoan Intel Ini Calon Kuat Kepala BIN