2. Ibunya Ingin Sujud di Kaki Jokowi
Pengacara keluarga MA ingin menemui Presiden Joko Widodo untuk meminta maaf agar kasus dugaan penghinaan di Facebook tidak diperpanjang. "Kalau diizinkan bertemu, keluarganya mau bersimpuh di kaki Jokowi agar MA bisa cepat pulang ke rumah, kata Irfan Fahmi, pengacara keluarga MA, saat dihubungi Tempo, Selasa malam, 28 Oktober 2014.
MA, pemuda berusia 24 tahun, ditahan di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia karena dituduh menghina Jokowi di media sosial Facebook. Penahanan MA, warga Ciracas, Jakarta Timur, dilakukan sejak Kamis lalu hingga hari ini. Mneurut Irfan, MA dan keluarganya berasal dari keluarga miskin dan tak berpendidikan yang hidup di pinggir kali. (Baca: Penghina Presiden di FB Ingin Sujud di Kaki Jokowi)
MA bahkan hanya lulusan SMP yang bekerja sebagai tukang tusuk sate. "Dia sama sekali tak paham kalau apa yang dia lakukan bisa berujung ke penjara," ujar Irfan. Sebelumnya, MA memang memuat beberapa konten yang menghina Jokowi di akun Facebook pribadi MA saat kampanye pemilihan presiden Juli lalu.
Fahmi mengklaim MA hanya ikut-ikutan pengguna Facebook lain yang riuh rendah mengikuti perkembangan politik. "Dia terjebak situasi politik," ucap Irfan. Akun Facebook-nya akun asli, bukan anonim. Irfan mengaku telah bertemu MA pada Selasa siang. "Wajahnya ketakutan sekali," kata dia. MA dilaporkan pada 27 Juli 2014 lalu. Korban MA atau pihak pelapor, kata Irfan, juga telah diperiksa.
Adapun Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli mengatakan belum mengetahui kejelasan kasus yang membelit MA. "Saya belum dapat informasinya. Saya cek dulu besok," kata Boy melalui pesan singkat, Selasa malam. (Baca juga: Tukang Sate Penghina Jokowi Dibela Netizen)
3. Ibunya Hampir Bunuh Diri
Mursyidah, ibu Arsyad, nyaris bunuh diri melihat anaknya dicokok polisi. Kepada Tempo, Rabu, 29 Oktober 2014, Mursidah mengklaim anaknya tidak apa-apa dijerat kasus ini. Ia hampir tidak percaya ketika Imen, panggilan Arsad, digiring polisi dari rumah mereka di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, pada Kamis lalu.
Saat Imen hendak dibawa polisi, Mursyidah mengamuk dan membuang barang-barang di rumahnya. Dia pun sempat lari ke tepi Kali Cipinang. Jarak sungai itu hanya 5 meter dari depan rumah kontrakan mereka. "Saya mau bunuh diri, saya mau loncat ke kali. Terus bapak polisi itu bilang, 'Ibu tenang, saya mau ngelindungin anak ibu'," ujar perempuan 49 tahun itu sambil terisak menahan tangis.
Mursyidah mengatakan anaknya ditangkap dalam sebuah penyergapan pada pukul 07.00. Saat itu Imen baru saja pulang setelah mengantarkan dua adiknya ke sekolah. "Saya suruh anterin adiknya sekolah, terus dia tidur," kata Mursidah saat ditemui di rumah kontrakannya, Rabu, 29 Oktober 2014. (Baca: Ibu Penghina Jokowi di Facebook Nyaris Bunuh Diri)
Saat Imen tengah tidur, ada empat orang berbadan tegap datang. "Saya enggak tahu itu polisi. Kakak saya sempat ngomong gini, 'Om-om cakep-cakep banget, pada mau ke mana?'," ujarnya. Namun Mursidah terkejut saat salah satu polisi berbaju bebas itu mengeluarkan surat penangkapan.
"Saya lagi masak sayur asem, kaget. Orang itu bilang, 'Imen mana Imen?'," kata Mursidah menirukan perkataan polisi itu.
Selanjutnya