TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada, Profesor Sunarno, mendesak pemerintah segera menyusun prosedur operasi standar yang diberlakukan secara nasional untuk menangani wabah ebola. Prosedur ini harus sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta konteks sosial-budaya Indonesia.
Salah satu poin yang dicontohkan Sunarno adalah ketentuan WHO ihwal penanganan jenazah korban ebola. Dalam prosedur internasional, jasad penderita seharusnya dibakar. Namun, agama Islam, yang dipeluk mayoritas orang Indonesia, mengajarkan bahwa jenazah harus dikubur di dalam tanah. "Mungkin butuh fatwa Majelis Ulama Indonesia khusus untuk penanganan ebola," katanya kepada Tempo, Sabtu, 1 November 2014.
Sunarno berpendapat, pemerintah lebih baik mengeluarkan dana besar untuk aktivitas pencegahan penyebaran ebola. Sebab, apabila penularan sudah tidak terkendali atau banyak orang terjangkit, beban pemerintah bakal lebih besar. "Pencegahan hanya habis miliaran rupiah. Tapi, kalau sudah menular, biayanya akan mencapai triliunan rupiah," ujar Sunarno.
Sunarno menilai penanganan terduga pasien ebola pertama di Indonesia terkesan ceroboh. Sebab, isolasi ketat untuk menghindari kemungkinan penularan virus ebola hanya diberlakukan terhadap pasien. "Ukuran virus ebola 1-1,4 mikron, bisa hidup di udara sekitar lima jam, jadi mudah sekali menular lewat bersin, keringat, dan cairan lain dari pasien," kata Sunarno, Sabtu, 1 November 2014. (Baca: Pasien Diduga Terjangkit Ebola Juga Ada di Kediri)
Pada 28 Oktober 2014, Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada meluncurkan kampanye waspada penyebaran ebola. Bersama Organisasi Radio Amatir Indonesia dan Palang Merah Indonesia Cabang Yogyakarta, mereka membuat simulasi pencegahan penyebaran ebola dengan acuan prosedur operasi standar dari WHO dan referensi dari Internet.
Menurut prosedur yang dipublikasikan WHO, semestinya isolasi diberlakukan bagi warga yang baru pulang dari negara-negara tempat berjangkitnya wabah ebola. Jika mereka kembali ke Indonesia dengan pesawat umum, seluruh penumpang di pesawat yang sama harus ikut diisolasi untuk sementara waktu. (Baca: Pejabat Kemenkes Satu Pesawat dengan Terduga Ebola)
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita Terpopuler
Haji Lulung: Urusan dengan Ahok Belum Selesai
Curhat Fadli Zon dan Hinaan Jilbab di Twitter
Intervensi Hukum, Fadli Zon Dinilai Abuse of Power