TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini, Kamis, 16 Oktober 2014 di Istana Negara.
Panitia menyerahkan dua nama pengganti M. Busyro Muqoddas sejak seleksi terbuka digelar pada September 2014 lalu. Seorang pejabat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyebut pesaing Busyro ialah Roby Arya Brata. Busyro sendiri mengikuti kembali proses pemilihan ini dan terpilih dalam daftar dua kandidat. (Baca: Pansel KPK Serahkan Nama Busyro dan Robby)
Roby adalah pegawai negeri di Sekretariat Kabinet. Ia menjabat Kepala Bidang Hubungan Internasional sejak 2011. Selain membantu presiden, Roby juga aktif mengajar di Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sebelumnya, pria 49 tahun ini menjabat Asisten Kepala Unit Kerja Presiden Pengelolaan Program dan Birokrasi pada 2008-2010. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Padjajaran ini pernah bekerja sebagai aktivis hak asasi manusia. Robby pernah menjadi analis hukum di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia selama dua tahun pada 1993-1995.
Karier Roby yang cemerlang di lingkungan birokrasi didukung oleh latar pendidikan yang mumpuni. Selepas lulus dari Universitas Padjajaran, dia melanjutkan studi pada program Magister Public Policy di University of Wellington, Selandia Baru. Roby lulus pada 1999. Setelah itu, dia mengambil program doktoral di Australian National University dan lulus pada 2001. (Baca: Hari Ini SBY Terima Dua Kandidat Pimpinan KPK)
Dalam kesempatan wawancara dengan Tempo pekan ini, Roby ingin proses seleksi di tangan presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat berlangsung transparan. Dia usul agar digelar debat terbuka antar kandidat. "Biar tidak ada lobi-lobi politik."
RAYMUNDUS RIKANG
Berita Lain
Ngopi Bareng Ical, Ini Isi Pebincangan Jokowi
Tahir Beri Megawati Penghargaan dan Uang Rp 1 M
Pemenang Cover Maroon 5 Penggembala Kambing
Jokowi Ajukan Satu Pertanyaan ke Ical