TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan Polri-TNI gagal membekuk buronan dari Organisasi Papua Merdeka, Maikel Merani, saat menggerebek markasnya di Desa Angkaisera, Kepulauan Yasin, Sabtu, 11 Oktober 2014. Maikel dan puluhan anak buahnya berhasil kabur dari kejaran tim ke hutan di Pegunungan Kiriyow.
"Kami tidak mengejar sampai sana. Itu wilayah pantauan mereka," ujar Inspektur Jenderal Franky Ronnie Sompie, juru bicara Markas Besar Kepolisian, Senin, 13 Oktober 2014. (Baca: Polisi Buru 70 Anggota OPM Pimpinan Puron Wenda)
Penggerebekan berawal dari laporan warga tentang adanya markas OPM di dekat permukiman. Menurut Ronny, warga merasa resah akibat ulah OPM yang kerap kali memeras warga dan mengancam dengan senjata.
Dari penggerebekan ini, polisi hanya menyita amunisi 20 butir mouser, 5 pucuk senjata api rakitan, 1 seragam bermotif loreng, dan 1 unit sepeda motor. Markas OPM di permukiman tersebut juga sudah disegel.
Maikel masuk dalam daftar pencarian orang Kepolisian Resor Yapen sejak awal Oktober lalu. Maikel dituding bertanggung jawab atas serangkaian aksi pembunuhan dan pembakaran Polsek Angkaisera.
Ronny mengatakan polisi masih kesulitan melacak keberadaan Maikel dan anak buahnya di pegunungan. Bahkan Ronny mengakui jika polisi tidak berani terlalu mendekat ke dataran tinggi karena sebagian besar anggota OPM bermukim di sana.
"Ketika kita mengejar sampai pegunungan, itu kan posisi yang dipantau oleh mereka. Kita mencari kesempatan yang lebih menguntungkan," ujar Ronny. (Baca: Menkopolhukam: Hentikan Kekerasan di Papua)
Namun, tutur Ronny, kepolisian bersama TNI akan terus mengawasi pergerakan Maikel. Polres Yapen juga sedang mengusut keterkaitan Maikel dengan aksi teror di Papua yang menewaskan beberapa anggota polisi dan TNI.
ROBBY IRFANY
Terpopuler:
Di Yogya, Zuckerberg Coba Facebook di Pos Ronda
Pengganti Ahok Mantan Koruptor, Ini Kata Gerindra
Amir Syamsuddin: Nurhayati Sudah Diberi Sanksi
Zuckerberg Lihat Sunrise di Borobudur Luput dari 'Radar'