Taktik ketiga adalah menerima Oesman Sapta sebagai Wakil Ketua MPR, satu paket dengan Zulkifli Hasan. Dengan cara demikian, kata Ari, koalisi Prabowo seolah tidak bertempur dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), lembaga tempat Oesman bernaung. Hal ini memungkinkan beberapa anggota DPD yang tidak suka Oesman menjadi Ketua MPR tetap memilih Zulkifli Hasan. "Beberapa senator DPD punya hubungan kuat dengan partai. Mereka tetap jadi mesin politik," ujar Ari.
Dalam voting yang berlangsung pada Rabu dinihari, paket A (Koalisi Pro-Jokowi) dengan komposisi Ketua MPR Oesman Sapta dan Wakil Ketua Ahmad Basarah, Imam Nahrawi, Patrice Rio Capella, dan Hasrul Azwar memperoleh 330 suara. Paket A diusung oleh Fraksi PDIP, PKB, PPP, Nasdem dan Hanura. (Baca: Kalah di MPR, Koalisi Jokowi-Prabowo, 0-5)
Sedangkan paket B dengan komposisi Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Wakil Ketua Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan, Hidayat Nur Wahid, dan Oesman Sapta memperoleh 347 suara. Paket B diusung oleh Fraksi Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, dan PKS. Jumlah suara 678 dari total seluruh anggota DPR dan DPD yang hadir dalam pemilihan ketua MPR. Terdapat satu suara yang abstain. (Baca: Jadi Ketua MPR, Zulkifli Hasan:Junjung Kebhinekaan)
LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler
Jokowi-JK Dijegal, Pengamat: SBY Keluarkan Dekrit
Koalisi Jokowi Sukses Rayu DPD, Siapa Dalangnya?
PDIP Ungkap Fakta Gagalnya Pertemuan SBY-Mega