Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Udang di Balik Perpu SBY dan Koalisi Prabowo

image-gnews
SBY memberikan keterangan pers penerbitan Perpu UU Pilkada di Istana Negara, Jakarta, 2 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
SBY memberikan keterangan pers penerbitan Perpu UU Pilkada di Istana Negara, Jakarta, 2 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan adanya perjanjian dengan koalisi Prabowo Subianto menjelang penandatanganan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu) yang membatalkan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah. (Baca: Koalisi Prabowo Diklaim Dukung Perpu Pilkada)

"Sekalipun sebagian kecil masih ragu perpu ini bisa lolos di DPR. Untuk jawab keraguan ini, saya sampaikan beberapa hal yang terjadi menjelang penandatanganan perpu," kata SBY dengan membubuhkan tanda *SBY* di akhir cuitan. Tanda dua bintang merupakan tanda bahwa sang Presiden sendiri yang berkicau.

SBY mengatakan telah bertemu Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa pada 30 September 2014, yang membawa pesan dari pimpinan koalisi Prabowo agar Demokrat bergabung. SBY yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat menjawab, meski Demokrat bukan bagian dari koalisi Prabowo. Namun, SBY menganggap koalisi tersebut ingin adanya kebersamaan dalam roda pemerintahan parlemen MPR dan DPR.

Namun, kata SBY, Demokrat bersedia bergabung bila koalisi Prabowo mendukung Perpu Pilkada langsung dengan perbaikan yang dia terbitkan. Menurut SBY, sistem pilkada langsung dengan perbaikan merupakan prioritas. "Ini kehendak & pengejawantahan kedaulatan rakyat," demikian cuitan SBY. (Baca juga: Perpu Pilkada, LSM Tuding SBY Bercanda)

Setelah pertemuan dengan Hatta itu, SBY berujar bila Hatta langsung menyampaikan pesan itu kepada pimpinan koalisi Prabowo. Akhirnya, mereka setuju untuk mendukung perpu tersebut.

Meski sudah menerima persetujuan dari pimpinan KMP, SBY merasa tidak puas. Pada Rabu, 1 Oktober 2014, SBY mengatakan ingin ada persetujuan hitam di atas putih untuk mendukung perpu. SBY mencuit, "Sekitar pkl 20.00, saya terima lembar kesepakatan utk (1) Kebersamaan di DPR & MPR; (2) Dukung Perpu Pilkada Langsung dengan perbaikan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun kesepakatan ini ditandatangani oleh para ketua umum dan sekretaris jenderal partai baik dari Golkar, Gerindra, PAN, PKS, PPP, dan Demokrat. Khusus PPP hanya ketua umum. "Mungkinkah kesepakatan dilanggar? Politik memang dinamis, tetapi tetap ada etikanya. Saya percaya KMP," kata SBY. (Baca: Perpu Pilkada Dibahas di DPR Tahun Depan)

Sebelumnya, SBY menerbitkan dua perpu untuk menyikapi UU Pilkada melalu DPRD yang disahkan DPR. Dua perpu itu yakni Perpu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota serta Perpu Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

TRI SUSANTO SETIAWAN

Berita Terpopuler
Unjuk Rasa Berakhir Ricuh, FPI Salahkan Ahok
Koalisi Prabowo Diklaim Dukung Perpu Pilkada
Ini Profil Nurhayati Calon Ketua MPR dari Demokrat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

57 hari lalu

07-nas-SBY-Jokowi
Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.


Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Bakal Calon Presiden PDIP Ganjar Pranowo, Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri saat mengjadiri Rapat Kerja Nasional atau Rakernas IV PDIP di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023. TEMPO/Han Revanda Putra
Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.


Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr. Assaat gelar Datuk Mudo adalah seorang politisi dan pejuang kemerdekaan Indonesia. wikipedia.org
Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.


74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

9 September 2023

Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY menunjukkan surat suara saat menggunakan hak suaranya dalam Pemilu serentak 2019, di salah satu TPS, di Singapura, Kamis, 14 April 2019. SBY berada di Singapura untuk mendampingi istrinya yang sedang dirawat. ANTARA/Anung
74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.


Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Penumpang kapal Kirana VII melihat arsitektur Jembatan Suramadu di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 8 Juni 2022. Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.


2 Presiden Indonesia yang Kerap Dilupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat

11 Januari 2023

Sjafruddin Prawiranegara. Foto: life.com
2 Presiden Indonesia yang Kerap Dilupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat

Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat adalah dua sosok yang pernag menjadu Presiden Indonesia. Sayang peran keduanya kerap dilupakan


Jokowi Bilang akan Jadi Rakyat Biasa Selepas Masa Jabatannya Habis

13 November 2022

Jokowi Bilang akan Jadi Rakyat Biasa Selepas Masa Jabatannya Habis

Jokowi pun menyebutkan, setelah masa jabatannya berakhir pada 2024, ia akan aktif bekerja di bidang pembangunan lingkungan.


3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Foto: Instagram Ani Yudhoyono.
3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.


Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Istri almarhum Munir, Suciwati, memberikan keterangan terkait dengan 14 tahun terbunuhnya Munir di Jakarta, Jumat, 7 September 2018. Suciwati dan sejumlah pegiat HAM mendesak Presiden dan Kapolri segera mengungkap konspirasi pembunuhan tokoh HAM itu. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?


21 Tahun Lalu Megawati Soekarnoputri Dilantik sebagai Presiden RI ke-5, Setelah Gus Dur Diberhentikan MPR

23 Juli 2022

Presiden KH Abdurrahman Wahid/ Gus Dur bersama Wakil Presiden Megawati Sukarno dan ajudan di Binagraha, Jakarta  Juni 2000. TEMPO/ Rully Kesuma
21 Tahun Lalu Megawati Soekarnoputri Dilantik sebagai Presiden RI ke-5, Setelah Gus Dur Diberhentikan MPR

Pada 23 Juli 2021, Megawati Soekarnoputri dilantik menjadi Presiden RI ke-5 menggantikan Abdurrahman Wahid, setelah Gus Dur dilengserkan MPR.