TEMPO.CO, Jakarta- Juru bicara PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkicau di Twitter hanya untuk mengalihkan kecaman publik terhadap sikap SBY yang plinplan karena Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah telah disahkan Dewan Perwakilan Rakyat. “Palsu. Sikapnya tidak fair,” kata Eva ketika dihubungi Tempo, Ahad, 5 Agustus 2014.
Eva mengatakan telah membaca cuitan SBY. Lewat akun @SBYudhoyono, SBY curhat tentang kegagalannya bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Kegagalan itu terjadi lantaran Megawati belum mau "menerima" SBY.
"Benar, 10 tahun ini saya berupaya utk bisa bersilaturahim & jalin komunikasi kembali dgn Ibu Megawati. Tetapi Allah belum mengizinkan. *SBY*," cuit @SBYudhoyono, Ahad, 5 Oktober 2014.
Menurut Eva, tidak benar jika Megawati disebut tidak ingin bertemu dengan SBY. Menurut Eva, curhatan itu diolantarkan SBY hanya untuk mencuri perhatian publik agar mengalihkan kecaman kepada Megawati. “Dia (SBY) mencari kambing hitam atas perbuatannya sendiri,” kata Eva.
Jika pro-pemilihan pemimpin daerah secara langsung, kata Eva, tidak seharusnya SBY mengajukan draf revisi UU Pilkada kepada Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi. “Dari situ saja sudah terlihat tidak serius,” kata Eva (lihat: PKS: Pilkada oleh DPRD Usulan SBY)
Selain itu, kata Eva, akal-akalan SBY terlihat ketika menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang untuk mengembalikan aturan pemilihan kepala daerah secara langsung. “Itu hanya untuk mendapatkan simpati rakyat,” kata Eva (baca: SBY Siapkan Perpu Batalkan UU Pilkada)
DEVY ERNIS
Berita lain:
Kenali Enam Tanda Wanita yang Butuh Seks
Habib Selon Ogah Komentari Aksi FPI
Koalisi Prabowo Diklaim Dukung Perpu Pilkada
Kasus Batam, Moeldoko: Jangan Asal Komentar