TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, melalui akun Twitternya @SBYudhoyono menyampaikan kesulitannya untuk bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Namun pernyataan SBY itu dibantah oleh Jusuf Kalla, bekas wakil SBY yang saat ini terpilih lagi sebagai wakil presiden berpasangan dengan Jokow Widodo.
"Siapa bilang Bu Mega tidak mau bertemu SBY? Beliau siap, tapi setelah urusan selesai," ujar Jusuf Kalla saat ditemui di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad, 6 Oktober 2014.
Pertemuan antara SBY dan Megawati itu dinilai cukup penting untuk menentukan paket pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat pada Kamis lalu. Sebab, masing-masing adalah ketua pimpinan partai yang memiliki pengaruh untuk mengubah keputusan di DPR.
Menurut JK, pertemuan antara SBY dan Megawati bisa dilakukan asalkan sudah ada kesepatakan yang telah dicapai sebelumnya. "Ini bukan soal percaya atau tidak, kalau sudah sesuai kesepakatan baru ketemu," ujarnya. Pertemuan tersebut, lebih ke arah bentuk terimakasih atas kesepakatan yang terjalin.
Kesepakatan yang dimaksud adalah dukungan Partai Demokrat terhadap opsi pemilihan kepala daerah secara langsung. Demokrat yang sudah menyatakan persetujuan dengan menambahkan 10 perbaikan sebagai opsi ketiga, ternyata malah melakukan aksi walk out (baca: SBY Pahami Keputusan Walk-Out Demokrat). Akibatnya, saat musyawarah tidak berhasil dan dilakukan voting, opsi pilkada tak langsung melalui DPRD menang telak.
Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Nurhayati Ali Assegaf, menyatakan tindakan tersebut sebagai inisiatif dirinya. SBY sendiri mengaku terkejut dan kecewa dengan sikap partainya ihwal kasus pilkada ini (lihat: Perpu Pilkada SBY Dinilai Blunder).
URSULA FLORENE SONIA
Berita lina:
Jokowi: Tak Ada Jatah Menteri Koalisi Merah Putih
Kenali Enam Tanda Wanita yang Butuh Seks
Ricuh Unjuk Rasa, 21 Anggota FPI Tersangka
Habib Selon Ogah Komentari Aksi FPI