TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi harus memiliki visi mengelola sumber daya manusia dan teknologi serta mendorong keunggulan universitas dalam negeri di level internasional. Harapan ini disampaikan Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Maryatmo dan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bambang Cipto, Jumat, 19 September 2014.
Keduanya diminta pendapat terkait rencana Presiden terpilih, Joko Widodo membentuk Kementrian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi. (Baca: Begini Arsitektur Kabinet Jokowi-JK) "Kementerian harus mampu menghubungkan sektor usaha dengan kampus agar hasil riset tidak hanya tersimpan di perpustakaan," kata Maryatmo. Riset yang aplikatif itu untuk perbaikan di sektor pertanian, kelautan dan transportasi.
Menteri yang baru, ujar Maryatmo, harus melakukan reformasi birokrasi karena masalah yang terjadi pada manajemen administrasi pendidikan sudah menahun. Dia mengkritik pemerintah yang selama ini terlalu banyak mengeluarkan regulasi di sektor pendidikan tinggi tanpa diimbangi pemerataan insentif.
Misalnya, ketentuan mengenai akreditasi perguruan tinggi justru tidak terlaksana maksimal karena kapasitas lembaga pemerintah rendah. "Kampus dipersulit dalam hal administrasi, sementara pemerintah (Dikti) kerepotan menanganinya," katanya.
Bambang Cipto menjelaskan jika perguruan tinggi di Indonesia sudah ada di level dunia bakal mempengaruhi sektor industri. Dari 3200-an kampus negeri dan swasta belum ada yang mampu menembus level internasional padahal ada yang berusia di atas 30 tahun.
Menurut Bambang, kementerian bisa berfungsi baik ketika dipegang figur yang fokus untuk mengatrol kualitas kampus di Indonesia dalam waktu cepat. Dia menilai selama ini kalangan kampus merasa terlalu diatur pemerintah tapi minim mendapatkan insentif dukungan.
Dia mengusulkan kementerian bisa memilih dua hingga lima kampus yang dijadikan proyek percontohan agar bisa naik kelas di level internasional. Dalam sepuluh tahun, dia berpendapat, kampus-kampus itu akan jadi lokomotif penggerak perubahan di kampus lain.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM